tirto.id - Target kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko ditingkatkan menjadi 6,99 juta orang pada 2017. Realisasi tahun 2016 total kunjungan sebanyak 5,95 juta orang.
Target kunjungan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) itu terdiri atas wisatawan nusantara (wisnus) 6,4 juta orang dan wisatawan mancanegara 590 ribu orang.
"Target jumlah wisatawan 2017 sebesar 6,99 juta orang, meningkat 17,48 persen dibanding realisasi total kunjungan tahun 2016 sebanyak 5,95 juta orang," kata kata Direktur Utama TWC Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Edy Setijono di sela “TWC EO Gathering 2017: The Amazing Indonesia Historical Temple" di Jakarta, Selasa, (31/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
Menurut Edy, untuk mencapai target jumlah wisatawan 2017, pihaknya sudah menyiapkan berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional yang masuk dalam "calender of event" 2017.
Kegiatan-kegiatan tersebut dikatakannya bermuatan religi, heritage, budaya, olahraga, musik, fashion, kuliner, game, hingga lomba foto. Ia memerinci ragam kegiatan tersebut antara lain wisata religi Tawur Agung di Candi Prambanan, yoga & meditation day di Ratu Boko, lomba cipta kreasi tari di Borobudur, Mandiri Jogja International Marathon, Interfaith Conference & Pilgrimage Tour, Borobudur Foto Contest, Waisak, dan Prambanan Music, Art & Culture, festival mainan lego, Sound of Borobudur Cultural & Music Camp yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur.
Kegiatan lain adalah Prambanan Jazz, Culinary Festival, festival tari keraton nusantara, Borobudur Internasional 10K, hingga New Year's Eve Borobudur Nite.
"Daya tarik wisatawan masih dominan ke Candi Borobudur sebagai candi terbesar di dunia, dan Prambanan candi Hindu tertinggi di dunia. Keduanya tercatat dalam Guinness Book Of The Record," ujar Edy.
Edy menambahkan, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) sebagai BUMN bidang pariwisata berperan aktif ikut mengembangkan industri pariwisata sesuai dengan arahan Kementerian BUMN untuk mendorong program pemerintah merevitalisasi 10 destinasi pariwisata nasional.
Dengan berbagai program yang akan digulirkan untuk menggaet wisatawan, perusahaan berani menargetkan laba usaha pada tahun 2017 sekitar Rp105 miliar, melonjak 38,16 persen dari laba 2016 yang diproyeksikan sekitar Rp76 miliar.
"Pertumbuhan laba 2017 sejalan dengan pencapaian jumlah target wisatawan, terutama mancanegara yang diproyeksikan mencapai 590.000 orang. Dengan program-program yang lebih menarik, maka diharapkan wisawatan asing bisa tinggal lebih lama di kawasan TWC," katanya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) SP Siahaan mengatakan, selain menggelar even yang terjadwal dan menarik, pihaknya juga terus mengembangkan berbagai fasilitas yang ada dalam kawasan ketiga candi tersebut.
"Pengembangan taman dengan konsep yang lebih asri, menarik dan nyaman bagi semua pengunjung baik muda maupun berusia tua. Termasuk aktraksi lainnya untuk memecah tumpukan pengujung pada titik-titik tertentu," ujarnya.
Pengembangan museum dengan koleksi yang lebih lengkap dan informatif, termasuk menyediakan balon udara, selain sebagai alat perpindahan pengujung dari satu candi ke candi lainnya juga sebagai fasilitas menikmati kawasan dari udara.
Di samping itu PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) juga sedang menjajaki kerja sama dengan PT Ourondo Mobile Asia, perusahaan asal Austria untuk mengelola layanan digital guiding di TWC Borobudur.
Aplikasi digital guiding berbasis android yang dapat diakses oleh pengunjung lewat ponsel tersebut dapat mengarahkan dan memonitor pengunjung TWC mulai dari masuk, lokasi mana saja yang dikunjungi, titik-titik yang terjadi tumpukan pengunjung hingga keluar dari kawasan tersebut.
"Aplikasi yang bersifat on-line tersebut dapat memberikan informasi lebih akurat bagi pengunjung. Selama ini wisatawan mencari informasi dari internet, tapi nantinya data-data yang disuguhkan lebih akurat karena melibatkan pihak terkait dengan pariwisata, sejarah, budaya, seni, dan lainnya," kata Siahaan.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh