tirto.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot target konsumsi ikan pada 2019 ke angka 54,49 kg/per kapita. Angka ini lebih tinggi dibandingkan target dan capaian tahun lalu yakni 50,69 kg/kapita (data sementara) dari target 50,65 kg/kapita.
Dari tahun ke tahun jumlah konsumsi ikan Indonesia juga mengalami kenaikan bahkan melampaui target. Tahun 2015, konsumsi ikan Indonesia 41,11 kg/kapita dari target 40,90 kg/kapita; tahun 2016, konsumsi mencapai 43,94 kg/kapita dari target 43,88 kg/kapita; dan tahun 2017, 47,3 kg/kapita dari target 47,12 kg/kapita.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap, konsumsi ikan terus meningkat dan menjadi makan wajib makanan masyarakat Indonesia.
Dengan kandungan nutrisi yang baik, seperti protein dan omega 3, ia meyakini konsumsi ikan mampu mendorong tingkat kecerdasan intelektual atau IQ ke angka minimal 110.
"Saya ingin ikan jadi makanan wajib di semua rumah dan omega sangat penting untuk perkembangan otak. IQ ini indeks penting jadi bisa rata-rata minimal 110," kata Susi dalam acara pertemuan bersama para pemimpin media di kantornya, Jumat (25/1/2019) malam.
Di samping itu, Susi juga menyebut bahwa harga ikan untuk memenuhi protein bagi anak Indonesia lebih terjangkau. Sebabnya, harga daging di pasaran saat ini cukup tinggi dan tak semua masyarakat bisa mengkonsumsinya secara rutin.
"Harga daging satu kilo itu sekarang, kan, sama kayak ikan tiga kilo, coba bayangkan," tutur pemilik maskapai penerbangan Susi Air tersebut.
Terlebih, nilai gizi antara ikan dan daging juga tidak berbeda jauh. Omega 3 dalam-100 gram daging sapi mencapai 22 mg, sementara dalam ikan mencapai 210 gram.
Sedangkan lemak dalam 100 gram daging sapi sebesar 14 dan ikan 4,5. Jenis asam lemak yang dimaksud itu tergolong PUFA atau asam lemak tak jenuh ganda dan tidak diproduksi oleh tubuh. Sehingga, kata Susi, "ikan harus banyak dikonsumsi. Dan lemak ini banyak terdapat dari ikan laut."
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri