tirto.id - Sekelompok orang menggelar aksi demo di depan kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024). Mereka meminta ICW meminta maaf karena telah menuding kelompoknya sebagai preman.
Koordinator massa, Abdul Aziz, mengeklaim bahwa mereka merupakan sekelompok mahasiswa. Menurut Aziz, kelompoknya disebut oleh ICW sebagai segerombolan preman.
Penyebutan itu terjadi ketika Aziz cs merangsek masuk ke Universitas Trilogi, Jakarta Selatan. Mereka lalu membubarkan diskusi yang digelar mahasiswa Universitas Trilogi.
Mereka membubarkan diskusi itu karena tidak setuju dengan tema diskusi, yakni pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Azis, pemakzulan Jokowi bakal menguntungkan salah satu paslon Pilpres 2024.
"Jadi, saya sampaikan [ke mahasiswa Universitas Trikogi], bahwa saya mendukung kalian, tapi saya tidak sepakat dengan narasi pemakzulan. Karena, bagi kami, senior, narasi pemakzulan ini akan menguntungkan salah satu capres-cawapres dalam kontestasi demokrasi yang baru saja selesai," tutur Aziz di depan kantor ICW, Senin (26/2/2024).
Usai membubarkan diskusi itu, menurut Aziz, dia dan kawan-kawannya langsung dicap sebagai preman oleh pihak ICW serta organisasi non-pemerintah Lokataru. Padahal, klaim dia, pihaknya merupakan mahasiswa aktif.
Karena itu, Aziz menuntut pihak ICW serta Lokataru menyampaikan permintaan maaf. Tak cuma itu, kata Aziz,ia juga akan membuat laporan ke kepolisian soal dugaan tindak rasisme.
"Yang kami tegaskan, kenapa ICW harus minta maaf? Karena ICW masuk dalam hal pernyataan-pernyataan yang rasis dalam hal mendiskreditkan kami orang timur," tuturnya.
"Kami enggak melampirkan ke ICW, kami nanti akan bawa Mabes Polri," lanjut Aziz.
Sementara itu, Koordinator Divisi Pengelolaan Pengetahuan Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah, mengaku pihaknya tak pernah mengucapkan pernyataan rasis.
"Kami tidak pernah menyatakan atau memberikan statement mengenai rasisme terhadap seluruh kelompok, apalagi orang-orang yang melakukan demonstrasi," tuturnya di kantor ICW.
Wana justru mempertanyakan motif para pedemo. Pasalnya, kata dia, ICW telah berupaya mengajak mereka untuk berdiskusi. Namun, massa aksi justru menolak.
Karena tak ada diskusi, Wana menegaskan, ICW tak akan menuruti permintaan para pedemo.
"Kami saat ini tidak akan melakukan atau mengeluarkan sikap apapun terhadap apa yang tadi disampaikan, terutama mengenai tuntutan yang mereka minta," lanjut Wana.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Irfan Teguh Pribadi