Menuju konten utama

Tak Semua Konstruksi Sirkuit Formula E Jakarta Diperkuat Bambu

Menurut Wagub DKI Riza Patria penggunaan bambu pada konstruksi sirkuit Formula E Jakarta hanya pada titik yang mengandung tanah lunak.

Tak Semua Konstruksi Sirkuit Formula E Jakarta Diperkuat Bambu
Foto udara progres pembangunan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (23/2/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mengatakan penggunaan bambu merupakan salah satu material untuk memperkuat konstruksi sirkuit Formula E Jakarta di Ancol, Jakarta Utara. Sebab, bambu dianggap mampu menyerap kandungan air di dalam tanah yang lunak.

"Itu bagian daripada teknik dalam rangka penguatan, daya dukung tanah itu sendiri, apalagi dibuat lebih baik lagi, permanen," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2022).

Riza menjelaskan penggunaan bambu juga hanya di beberapa titik tertentu yang ada kandungan tanah lunak.

Riza yang merupakan insinyur dari Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta itu menyebut penggunaan bambu sudah banyak dan biasa digunakan untuk konstruksi, termasuk pembangunan di daerah pinggiran sungai.

"Di banyak tempat juga digunakan seperti di daerah pinggiran sungai, di mana cukup berair untuk penguatan dan itu biasa dalam teknik sipil untuk pekerjaan jalan," ucapnya.

Pembangunan sirkuit Formula E dikerjakan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama selama 54 hari sesuai kontrak kerja yang dilakukan sejak 2 Februari 2022.

Sirkuit Formula E Jakarta memiliki panjang 2,4 kilometer (km) dengan lebar 12 meter. Rencananya, Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) memiliki 18 tikungan dengan desain mirip kuda lumping dengan pemandangan Jakarta International Stadium (JIS).

Ajang balap mobil listrik Formula E Jakarta diadakan pada 4 Juni 2022 dengan total anggaran pembangunan lintasan mencapai Rp60 miliar.

Baca juga artikel terkait FORMULA E JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto