tirto.id - Para agen PT Azizi Kencana Wisata melaporkan Direktur Utama mereka, Hajah Nasla Lubis ke Bareskrim Mabes Polri pada Senin (28/8/2017). Nasla dilaporkan karena diduga melakukan penipuan dengan tidak memberangkatkan jemaah dan malah kabur ke luar negeri.
Agen dari Azizi mengklaim ada sekitar 1.200–2.000 calon jemaah yang belum diberangkatkan oleh Azizi dengan jadwal keberangkatan November–Desember 2016. Setelah lewat Desember 2016, izin Azizi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah (PPIU) sudah tidak diperpanjang oleh Kementerian Agama.
Salah satu agen Azizi dari Kalimantan Barat, Khairul Imam, menuturkan bahwa Nasla tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan masalah dengan para agen ataupun calon jemaahnya. Kepada Imam, Nasla mengaku akan menyelesaikan masalah calon jemaah dengan pergi ke Malaysia pada Desember 2016 lalu. Namun sampai hari ini, komunikasi dengan Nasla terputus dan ia tidak kembali ke Indonesia.
“Saat itu katanya dia tertipu rekan kerja di Malaysia, jadi dia pergi ke Malaysia. Itu komunikasi terakhir kami. Hilang. Lenyap. Jadi sampai sekarang kami kalau komunikasi harus lewat staf keuangannya di Medan, tapi kantornya sekarang sudah tutup,” terang Imam.
Kantor Azizi yang berada di Jakarta pun kini sudah ditutup. Menurut penuturan Imam, ihwal ini terjadi lantaran karyawannya tidak kuat menerima protes dari calon jemaah. Karyawannya sendiri tidak bisa menyelesaikan masalah karena Imam mengklaim uang calon jemaah sudah dibawa lari oleh Nasla.
“Jadi dia (Nasla) bilang ada masalah penipuan di Malaysia, jadi dia juga ditipu. Tapi dia nggak pernah buka komunikasi dengan kami, jadi ditelepon nggak angkat, di-Whatsapp nggak balas, harus lewat perantara,” lanjut Imam.
Agen Azizi lainnya dari Sumedang, Asep Sahrul Alamsyah, juga menyampaikan hal yang serupa. Semua kontak Nasla di Indonesia sudah dihubungi tetapi tidak digubris. Asep sudah mencoba menghubungi satu-satunya nomor Nasla di Malaysia, ternyata menyambung ke staf pribadinya.
Asep mengaku kecewa lantaran Nasla terlihat selalu menghindar dari komunikasi dan tanggung jawab. “Kita pun kalau komunikasi harus lewat staf itu, baru disampein ke dia.
Agen-agen Azizi pun tidak tahu perkembangan Nasla di Malaysia. Yang mereka tahu, Nasla sedang mengusahakan mengembalikan dana calon jemaah, tapi tidak pernah ada kabar perkembangan proses tersebut. Ia mengaku bingung karena calon jemaah meminta tanggung jawab ke mereka, padahal seharusnya protes itu disampaikan ke Nasla selaku pimpinan Azizi.
“Kalau memang dia sedang berusaha berikhtiar, progress-nya seperti apa? Biar kami bisa juga menyampaikan ke jemaah. Seperti itu. Kami pun tidak ada informasi dari direktur. Akhirnya jemaah pun timbul ke-suudzon-an, timbul fitnah dan sebagainya,” papar Asep.
Bukan tanpa usaha, Asep sudah pernah pergi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia saat Februari 2016. Kala itu Asep mengadu ke atase kepolisian di Kuala Lumpur, Kombes Pol Chaidir. Sayang, Chaidir juga tidak dapat berbuat banyak karena terbentur oleh mekanisme hukum di Malaysia. Saat itu Chaidir menyarankan Asep kembali ke Indonesia dan meminta surat resmi laporan Bareskrim agar ia bisa mencari Nasla Lubis.
Imam dan kawan-kawan juga sudah mencoba menghubungi keluarga Nasla yang ada di Jakarta, karena menurut Imam, keluarganya juga membuka bisnis perjalanan bernama Azizi Travel. Saat itu, Imam dan beberapa agen lain malah diusir dari apartemen adik dari Nasla Lubis.
Selama ini, Imam, Asep dan kawan-kawannya sesama agensi enggan melaporkan Nasla ke kepolisian karena takut uang calon jemaah tidak kembali dan juga tidak diberangkatkan untuk umrah. Namun, setelah mengetahui bahwa Nasla tidak ada itikad baik untuk bertemu, mereka lantas mengadukannya ke Bareskrim.
“Jadi begini, laporan kita ini bukan mau memenjarakan orang tapi bagaimana menyelesaikan permasalahan ini demi jemaah. Ada yang dari Pontianak, ada yang Jawa Barat, ada yang Palangkaraya. Kita mau menuntut hak-hak jemaah, bukan mau memenjarakan Bu Hajah Nasla Lubis, tidak. Tapi kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama-sama,” jelas Asep.
Selain ke Bareskrim, Asep dan kawan-kawan agensi rencananya akan mendatangi Kementerian Agama (Kemenag). Sebelumnya, Asep sudah pernah bertemu dengan Plh Kasi Pengawasan Kemenag Zakaria Ansori. “Beliau sudah berjanji akan menangani ini, tapi sampai sekarang nggak ada apa-apa,” tutur Asep.
Bukan hanya mendiamkan Azizi, dalam daftar perusahaan perjalanan umrah yang bermasalah, Asep menjelaskan bahwa Azizi tidak dicantumkan di sana. “Jadi kemarin kita sudah laporan tapi tidak ada tindak lanjutnya. Lalu kemarin muncul kan travel-travel yang bermasalah itu. Ada sekian puluh travel, tapi Azizi yang bermasalah nggak nampak di situ. Kami mau nanyain, kok Azizi ngga ada di situ? Padahal sudah bermasalah,” paparnya kesal.
Baca juga: Korban Penipuan Mirip Kasus First Travel Lapor ke Bareskrim
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yuliana Ratnasari