tirto.id - Mengetahui tahap perkembangan psikologi anak sesuai usia sangat penting. Sebab, pengetahuan mengenai sisi kognitif dan emosional anak di tiap tahapan usia berbeda. Tiap perkembangan usia memiliki karakteristik berbeda yang harus disikapi dengan cara khas.
Mendidik anak bukan perkara mudah bagi orang tua. Ada banyak hal baru yang harus dipelajari untuk menyikapi perilaku anak di tiap tahap usianya. Pengetahuan psikologi mengenai perkembangan anak mestinya dipahami orang tua untuk memberikan perlakuan dan didikan yang tepat.
Dilansir dari laman Ibu dan Balita, pola asuh merupakan aspek penting yang akan mempengaruhi kepribadian anak. Orang tua dapat mempelajari interaksi yang sesuai kepada anak dan menyelaraskan pola asuhnya sejalan dengan konteks anak berperilaku.
Tahap Perkembangan Psikologi Anak
Berikut ini beberapa tahap perkembangan psikologi anak mulai dari usia nol hingga 14 tahun sebagaimana dilansir dari laman cde.ca.gov.
- Usia Nol hingga 18 Bulan
Sejak bayi pertama kali lahir sampai usia 18 bulan, mereka mengalami perkembangan yang amat pesat. Kendati di rentang waktunya relatif singkat, bayi telah membuka mata dan berusaha memahami lingkungan sekitarnya dengan bantuan kelima indranya.
Ia mengumpulkan informasi dengan melihat dengan mata, peka dengan suara yang baru ia dengar, menyentuh benda-benda, mulai menciumnya, hingga mencecap untuk merasakan rasanya.
Untuk membantu bayi tumbuh dan berkembang dengan baik, pengasuh sebaiknya menstimulasi hal-hal yang dibutuhkan dan diinginkan bayi. Tujuannya bukan untuk "mengajari" balita, melainkan mengajaknya berinteraksi dan mengeksplorasi dunia yang baru ia kenal.
Seiring bertambahnya usia, ia kian penasaran dan selalu terperangah dengan hal baru. Sejak ia bisa menggerakkan tangan, kaki, dan jari-jarinya, balita lantas belajar merangkak, mengesot, hingga berjalan tertatih-tatih.
- Usia 18 Bulan hingga Dua Tahun
Setelah usia 18 bulan, balita mulai belajar mendefinisikan dirinya sendiri. Mulai dari usia ini, pengasuh sebaiknya menyediakan aktivitas yang dapat memantik dan mengembangkan imajinasi dan perbendaharaan kosakata anak.
Di usia 18 hingga dua tahun ini, bayi selalu ingin tahu dan mencoba segala hal. Oleh sebab itu, pastikan balita Anda aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. Keinginannya untuk mengeksplorasi hal-hal tertentu menjadikan anak rawan kecelakaan, seperti terluka karena benda tajam atau terjatuh dari tempat tinggi.
- Usia Tiga hingga Lima Tahun
Di usia ini, anak-anak biasanya amat sibuk dengan aktivitasnya. Mulai dari belajar menggambar, menyusun permainan, hingga bernyanyi-nyanyi dengan lagu anak-anak.
Jika di usia ini orang tua memasukkan anaknya ke sekolah TK, pastikan untuk menyediakan media pembelajaran yang ia butuhkan di rumah, seperti papan bermain dan belajar angka, huruf, dan alat bantu arah sederhana.
Biasanya, durasi sekolah TK hanya aktif beberapa jam saja di pagi hari. Orang tua harus mempersiapkan perawatan anak sebelum dan sesudah ia berangkat sekolah.
- Usia Enam hingga Delapan Tahun
Anak-anak di usia ini memiliki aktivitas yang sibuk, seperti mengerjakan pekerjaan rumah yang dibebankan sekolah, bermain, hingga sampai berkelahi dengan teman-temannya.
Kendati ia begitu aktif, anak-anak membutuhkan banyak istirahat selepas beraktivitas agar perkembangan fisik dan kognitifnya tetap baik.
Di usia enam hingga delapan tahun ini, mereka juga mulai bisa berpikir dan menyusun rencana ke depannya. Setiap menemukan hal baru, terbit di kepala mereka ribuan pertanyaan yang mereka cari jawabannya.
Sebagaimana orang dewasa, anak-anak di usia ini juga memiliki hari yang baik serta menyenangkan dan hari yang buruk. Orang tua harus bersiap, bagaimanapun juga, ini hanyalah awal dari perjalanan perkembangan buah hati Anda.
- Usia Sembilan hingga 11 Tahun
Anak-anak usia sembilan hingga 11 tahun biasanya bervariasi dalam perkembangannya. Beberapa anak masih tampak seperti anak-anak, beberapa sudah mulai kelihatan beranjak remaja.
Sebagian yang lain belum pubertas, sementara sisanya sudah menjajaki masa ini, dengan perubahan bentuk tubuh, fluktuasi emosi, dan penyesuaian sikap. Oleh sebabnya, orang tua mesti mempertimbangkan perubahan-perubahan tersebut dalam interaksinya dengan si buah hati.
Anak-anak di usia ini juga mulai berpikir logis dan lebih menyukai tugas-tugas yang nyata, seperti membersihkan halaman atau turut memasak di dapur. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang natural tentang lingkungan sekitarnya dan ingin berpartisipasi dengan kegiatan orang tua.
- Usia 11 hingga 14 Tahun
Seiring usianya beranjak, anak-anak mulai memasuki masa remaja. Biasanya, mereka menginginkan independensi. Namun, terdapat sisi lainnya yang masih ingin diperhatikan sebagai anak-anak.
Ketika anak-anak sudah di usia 11 hingga 14 tahun, orang tua bisa mulai melatih kemandirian, baik itu dengan memberi keleluasaan atau bisa juga meninggalkan mereka di rumah dalam durasi yang lebih lama. Jika ia memiliki adik, orang tua juga dapat mempercayakan anak usia ini untuk menjaga adiknya dalam jangka waktu tertentu.
Percayalah dengan insting Anda dalam memberikan independensi kepada anak. Namun, pastikan untuk tidak membebankan banyak tanggung jawab dalam waktu bersamaan. Ajaklah anak mengobrol dan mencurahkan pendapat serta perasaan mereka. Di sini, orang tua mesti tanggap dan berempati dengan permasalahan mereka.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Ibnu Azis