tirto.id - Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard mengunjungi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau perkembangan kerja sama peningkatan kapasitas akurasi dalam mengukur angka kenaikan gas rumah kaca di Indonesia.
"Kunjungan kerja ini adalah meninjau manfaat dari program kolaborasi dua negara ini sejauh apa," kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya saat jumpa pers di kantornya Jakarta, Rabu, (30/3/2016).
Dia mengatakan lewat kerja sama "Capacity Building and Twinning for Climate Observing System (CATCOS)", Indonesia dan Swiss sepakat untuk terus meningkatkan kemampuan dalam meneliti kondisi gas rumah kaca. CATCOS juga bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pengamatan data-data atmosfer untuk dihubungkan ke beberapa pusat data dunia khususnya terkait dengan indikator-indikator perubahan iklim.
Kerja sama CATCOS antara Indonesia dan Swiss ini adalah proyek yang diinisiasi oleh the Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) dengan MeteoSwiss sebagai mitra koordinasi. Di Indonesia, CATCOS dapat bermanfaat untuk mendukung proses analisis kejadian cuaca ekstrim seperti kebakaran hutan dan kabut asap.
Sementara itu, Leuthard mengatakan BMKG memiliki arti penting dalam memberikan analisis data dengan peralatan dan sumber daya manusianya. Dia mengatakan lembaga seperti BMKG secara langsung atau tidak telah memberi sumbangsih terhadap kesehatan masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
BMKG, kata dia, dapat memprakirakan perubahan cuaca dan iklim. Selanjutnya lewat analisis data, lembaga ini memberikan masukan kepada pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi perubahan fenomena alam yang dapat membahayakan.
Saat ini pengamatan gas rumah kaca hasil kerja sama Indonesia-Swiss ditempatkan di Stasiun Pengamatan Global Atmospheric Watch (GAW) di Bukit Kototabang, Bukittingi, Sumatera Barat. (ANT)