tirto.id - Hasil survei Indikator Politik Indonesia memaparkan pasangan Anies-Sandiaga dengan perolehan 48,2 persen mengungguli pasangan Ahok-Djarot sebesar 47,4 persen dengan selisih tipis 0,8 persen. Sementara, 4,4 persen responden lainnya menyatakan tidak tahu atau merahasiakan.
"Jadi, ini masih close to call. Sangat ketat. Sebab margin of error kami 4,5 persen dan masih ada 4,4 persen yang tidak diketahui," kata Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi saat mengumumkan hasil survei lembaganya di kantor Indikator, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4/2017).
Meskipun angka elektabilitas Ahok-Djarot lebih rendah dari Anies-Sandiaga, menurut Burhan, pasangan petahana tersebut mengalami tren kenaikan angka elektabilitas dibandingkan saat exit poll Indikator pada 17 Februari lalu.
Pasangan petahana mengalami kenaikan dari 43,3 persen menjadi 47,4 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan pasangan Anies-Sandiaga yang mengalami penurunan sejak exit poll dilakukan, yakni dari 52,4 persen menjadi 48,2 persen.
"Ini kabar baiknya buat Pak Maurarar," kata Burhan kepada Maurarar Sirait selaku tim pemenangan Ahok-Djarot yang hadir dalam kesempatan itu.
Sementara, mengenai kemantapan pilihan didapati hasil 82 persen dari pemilih kecil untuk mengubah pilihan, 15 persen masih mungkin mengubah pilihan dan tiga persen lainnya tidak menjawab.
"15 persen inilah yang harus dikejar oleh masing-masing calon," kata Burhan.
Survei tersebut, menurut Burhan dilakukan pada 1.000 responden berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada DKI putaran kedua yang disebut juga dengan metode stratified systematic sampling. Dari 1000 responden tersebut, kata Burhan, hanya terdapat 495 responden yang berhasil diwawancarai atau 49,5 persen response rate.
Burhan menjelaskan, angka warga Jakarta yang tidak ingin diwawancarai lebih tinggi daripada warga di daerah. Karena, menurutnya, warga di Jakarta relatif lebih sibuk dibanding warga di daerah lainnya, terutama pemilih kalangan elit.
"Di daerah mereka merasa dihargai dengan menyampaikan pendapatnya," jelas Burhan.
Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandiaga menyatakan apresiasinya atas hasil tersebut. Menurutnya, Indikator adalah salah satu lembaga survei yang masih mengedepankan metodologi dalam melakukan survei.
"Banyak lembaga survei yang mulai melupakan metodologi, dan itu menjadi partisan," kata Mardani di Kantor Indikator Politik Indonesia, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4/2017).
Sementara, menanggapi hasil survei tersebut Juru Bicara Ahok-Djarot Maurarar Sirait menyatakan pihaknya masih optimis untuk dapat menang di putaran kedua. Sebab, menurutnya, tren kenaikan elektabilitas Ahok-Djarot masih belum berhenti. "Masih ada cukup waktu sampai tanggal 19," katanya di kantor Indikator Politik Indonesia, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4/2017).
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yandri Daniel Damaledo