tirto.id - Gelaran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016 telah diselenggarakan pada 12-14 Desember 2016. Selama tiga hari perhelatannya, acara yang diramaikan oleh 211 e-commerce itu dilaporkan diikuti oleh 61 persen pengguna internet Indonesia dengan sebagian besar menggunakan metode pembayaran non tunai.
"Yang menarik di Harbolnas 2016, 61 persen pengguna internet melakukan belanja online, meningkat 11 persen dari tahun lalu," kata Director Nielsen Indonesia, Rusdy Sumantri, seperti dikutip Antara, Senin (19/12/2016).
Survei yang dilakukan oleh lembaga riset Nielsen dalam Harbolnas 2016 juga mengungkapkan gelaran akbar belanja online tersebut membawa dampak sekitar Rp3,3 triliun selama tiga hari penyelenggaraannya. "Dan, menurut analisa kami, penjualan Harbolnas sudah mencapai 3,9 kali lebih tinggi dari penjualan setiap hari (regular sales)," kata Rusdy.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa persentase belanja kebutuhan sehari-hari meningkat dibanding tahun sebelumnya, serta belanja fashion dan kosmetik. "Sebanyak 53 persen sudah tahu produk apa yang dibeli, 34 persen tidak tahu mau beli apa tapi ingin membeli Harbolnas. Yang menjadi faktor pendorong utama 90 persen adalah diskon yang ditawarkan, selanjutnya free ongkir, voucher dan cashback," kata Rusdy.
Konsumen perhelatan Harbolnas 2016 juga sebagian besar menggunakan metode non tunai, menurut survei tersebut. "40 persen transfer via atm, 40 persen via internet banking, 25 persen melalui credit card dan 20 persen COD (cash on delivery)," kata Rusdy.
"Apakah itu pertanda baik bahwa saat ini orang lebih percaya dengan belanja online? Saya rasa iya karena COD menurun karena biasanya orang memilih COD karena takut barang tidak terkirim," sambung dia.
Meski angka serupa tidak didapat oleh situs cashback belanja online ShopBack dalam melakukan survei saat berlangsungnya Harbolnas 2016, Country General Manager & Co-founder ShopBack Indonesia Indra Yonathan melihat kecenderungan konsumen Indonesia untuk bergeser ke pembayaran non tunai.
"Untuk cara pembayaran ternyata masih 50:50. Namun, kartu kredit untuk Harbolnas kali ini cukup meningkat mungkin karena promo yang meningkat. Dari data yang kami punya menjadi PR bersama, untuk itu selalu bekerja sama dengan bank-bank mendorong gerakan non tunai.," ujar Yonathan.
"Di China 5 tahun lalu COD 60 persen sekarang kurang dari 10 persen. Indonesia pasti nanti akan berkurang. Dengan trust konsumen diharapkan akan menurunkan angka COD," lanjut dia.
Selain sistem pembayaran yang dinilai masih memerlukan perbaikan, dari sisi operasional, sebagai partner logistisk Harbolnas 2016, CEO Lion Parcel Gunardi, melihat edukasi first mile menjadi tantangan tersendiri.
"Pengirim harus memastikan alamat lengkap karena cukup sering alamatnya tidak cukup jelas yang menyebabkan akhirnya barang harus dikembalikan lagi," kata dia.
"Untuk last mile kalau orangnya tidak ada di rumah bisa diambil di kami, tapi data paling penting, kalau tidak lancar pasti akan ada pertanyaan dari konsumen, faktor seperti ini yang menyebabkan masalah. Tapi, secara keseluruhan Harbolnas 2016 berjalan dengan baik dan tahun depan harus lebih baik lagi," tambah dia.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora