Menuju konten utama

Sunny Tanuwidjaja Mundur dari PSI: Alasan Hengkang dan Profilnya

Mengapa Sunny Tanuwidjaja mundur dari PSI dan profilnya.

Sunny Tanuwidjaja Mundur dari PSI: Alasan Hengkang dan Profilnya
staf khusus gubernur dki jakarta, basuki tjahaja purnama (ahok), sunny tanuwidjaja memenuhi panggilan kpk, jakarta, rabu (13/4). sunny diperiksa sebagai saksi terkait kasus pembahasan raperda tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi dki jakarta tahun 2015-2035 dan raperda tentang rencana tata ruang kawasan strategis pantai utara jakarta. tirto/tf subarkah

tirto.id - Sunny Tanuwidjaja memutuskan mundur dari jabatan dia sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, Sunny mundur karena perbedaan pandangan politik.

“Sunny sudah secara resmi mengundurkan diri dari Sekretaris Dewan Pembina PSI sejak setahun lalu," kata Grace, Rabu (28/6/2022).

Grace mengatakan, jabatan Sunny diganti oleh Raja Juli Antoni yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang di Kabinet Indonesia Maju sejak 15 Juni 2022.

Menurut Grace, alasan pengunduran diri Sunny adalah jalan politik yang dia pilih sudah berbeda dengan PSI. Sunny pun mundur atas keinginannya sendiri.

“Sunny mundur atas keinginannya sendiri, karena beliau menyadari akan memilih jalan politik yang berbeda dengan PSI,” kata perempuan yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSI ini.

Sunny Tanuwidjaja diketahui memberikan dukungan untuk Anies Baswedan. Dulu, Sunny merupakan orang dekat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Profil Sunny Tanuwidjaja

Sunny Tanuwidjaja dulunya merupakan staf Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ketika Ahok masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Sunny merupakan seorang Doktor Ilmu Politik dari Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat.

Sunny dekat dengan Ahok sejak mantan bupati Belitung Timur itu menjadi Anggota DPR RI pada tahun 2010. Sebagai peneliti di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Sunny awalnya ingin mengkaji gaya politik Ahok yang blak-blakan.

Sunny pernah bergabung dengan lembaga kajian dan riset opini publik bernama Center for Democracy and Transparency (CDT), lembaga kajian yang dipimpin Ahok.

“Saya rasa dia mengikuti banyak yayasan atau organisasi, hanya saja tidak pernah terlibat langsung. Dia tidak bergabung dengan Ahok Center, tapi dia pernah di CDT,” ujar Ahok.

Setelah bergabung dengan CDT, hubungan Sunny dan Ahok makin erat. Sunny kerap terlihat saat Ahok sedang berkampanye. Ia juga mengatur jadwal Ahok bertemu dengan sejumlah tokoh dan lembaga hingga tahun 2012.

Ketika Sunny hendak memulai penyusunan disertasi untuk gelar doktornya, Ahok memintanya untuk tidak lagi bergabung dengan lembaga tersebut, sehingga lebih fokus dengan disertasinya.

“Karena dia mau ambil gelar doktor, akhirnya saya lepas dia, tidak boleh lagi di lembaga CDT. Dia ikut lembaga itu karena katanya ingin tahu gaya kepemimpinan saya. Makanya, saya pernah ajak dia ketemu Ibu Megawati, Pak Surya Paloh dan lain-lain. Dia cuma mau tahu saja,” kata Ahok.

Menurut Ahok, Sunny memiliki hubungan dekat dengan para taipan dan konglomerat di Indonesia. Sunny merupakan sepupu menantu Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group, ayah Franky Wijaya.

Ia juga dekat dengan taipan minyak kelapa dan ekspor kayu Peter Sondakh, bos PT Sinar Mas Franky Wijaya, dan bos Lippo Mochtar Riady.

Nama Sunny pernah masuk dalam daftar cekal KPK. Pada 2016 lalu, KPK mencegah Sunny Tanuwidjaja agar tidak bepergian ke luar negeri karena KPK tengah melakukan penyidikan terkait proyek reklamasi 17 pulau di Jakarta.

Baca juga artikel terkait PROFIL SUNNY TANUWIDJAJA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya