tirto.id - Sejumlah sumur di wilayah Pidie Jaya mengeluarkan semburan lumpur hitam usai terjadi gempa tektonik 6,4 Skala Richter (SR) pada 7 Desember 2016 silam.
Keuchik Gampong (desa) Mesjid Tuha, Meureudu, Pidie Jaya, Junaidi, Rabu (21/12/2016), mengakui selain mengeluarkan lumpur hitam dan mata air di sumur-sumur tertutup sehingga warga kesulitan mendapatkan air.
"Sumur di rumah warga mengeluarkan lumpur hitam dan mata airnya tertutup dengan lumpur," kata Junaidi.
Ia mengakui, ketika guncangan gempa itu dengan sendiri cicin sumur ditempat umum seperti Mesjid dan Meunasah (Surau) serta milik warga mengeluarkan lumpur hitam pekat.
"Cincin sumur yang mengeluarkan lumpur hitam pekat itu mata airnya tertutup dan sumurnya kering," jelasnya lagi,
Saat ini, kata Junaini, sebagian korban gempa yang sebelumnya menempati posko pengungsian sudah kembali ke rumahdan mulai membersihkan cincin sumur tersebut, namun ada juga yang belum dibersihkannya.
"Warga ada yang sudah kembali ke rumah mulai membersihkan rumahnya dari reruntuhan bangunan," katanya lagi.
Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi mengakui, guncangan gempa tektonik itu tidak hanya meluluhlantakkan infrastruktur, sejumlah cincin sumur warga pun mengeluarkan lumpur hitam.
"Sebagian pengungsi sudah pulang membersihkan rumahnya dan cincin sumur yang mengeluarkan lumpur hitam. Kami masih membutuhkan bantuan pembersihan sumur tersebut agar bisa kembali dipergunakan," kata Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi yang juga Komandan Satgas Tanggap Darurat.
Gempa tektonik 6,4 skala richter Rabu (7/12) pagi pukul 05:03 WIB lalu berpusat di koordinat 5.19 lintang utara (LU), 96.36 Barat Timur (BT), 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa menewaskan sebanyak 102 orang, 96 diantaranya warga Pidie Jaya, 4 warga Pidie dan 2 warga Bireuen.
Sebanyak 857 orang mengalami luka berat hingga ringan dan 83.838 korban lainnya menempati posko pengungsian yang tersebar di 124 titik.
Sumber: Antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH