tirto.id - Maria Catarina Sumarsih mengaku dipersulit aparat ketika menyelenggarakan aksi kamisan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (16/1/2020). Hari ini adalah aksi kamisan ke 13 tahun.
Sumarsih, pelopor aksi kamisan, bersama ratusan orang dipersulit ketika hendak long march mengelilingi Istana melalui trotoar. Mereka mulai bergerak pukul 15.15 WIB.
"13 tahun kegiatannya semakin dipersulit, semakin dilarang oleh aparat. Untuk hari ini trotoar tidak boleh dilewati, sebelumnya tidak," kata dia di depan Istana Negara.
Ibunda salah satu korban penembakan tragedi Semanggi I, Wawan, rencananya ingin berkeliling ke enam titik pintu Istana. Pada titik tersebut, massa berencana menaburkan bunga dan doa.
"Di pintu Watimpres yang ketuanya Wiranto, kami tidak boleh lewat. Akhirnya kami hanya sampai pintu pertama sampai pintu gerbang Jalan Mojopahit, di KSP (Kantor Staf Presiden)," ucapnya.
Sumarsih menuturkan alasan aparat melarang berdasarkan aturan bahwa demonstrasi harus berjarak 100 meter dari Istana. Padahal menurutnya "kami tidak ada 100 meter."
Sumarsih menegaskan aksi kamisan bisa sampai 13 tahun karena Indonesia melanggengkan impunitas yang menurutnya merupakan "bencana kemanusiaan."
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino