tirto.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pemerintah pusat akan membangun outer ring road atau jalan lingkar luar di Yogyakarta. Menurut dia, pembangunan tersebut akan bertujuan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
"Telah disepakati bahwa di Yogyakarta untuk mengatasi crowded kota yang terjadi dari kondisi makin tumbuhnya wilayah DIY maka diperlukan adanya outer ring road," kata Sultan di Kabupaten Bantul, Senin (25/6/2018).
Sultan mengatakan, kelanjutan proyek itu sudah sampai tahap pembebasan lahan. Kendati demikian, ia enggan menjelaskan secara rinci arah jalan yang akan dibangun outer ring road itu.
" Tapi yang jelas itu dari Tempel ke Prambanan [Sleman] ke selatan terus ke barat, di mana nanti dari Sentolo [Kulon Progo] ke utara jadi empat jalur outer ring road bisa tembus ke Muntilan," kata dia.
Menurut Sultan, dengan dibangunnya outer ring road, maka tidak diperlukan lagi jalan tol karena jaraknya sudah terlalu dekat dengan bandara internasional di Kulon Progo.
"Kami berkeberatan kalau ada tol yang menyamping dari Kulon Progo sampai kota [Yogyakarta], karena jelas akan menutup akses warga masyarakat untuk berkembang, karena tertutup semua kami keberatan," katanya.
Menurut Sultan, apabila pembangunan tol di daerah Kulon Progo terealisasi, maka hal itu akan mematikan perekonomian di wilayah Jalan Godean.
"Saya berkeberatan karena wilayah itu baru tumbuh berkembang, begitu ada tol langsung mati karena tidak ada akses untuk masuk ke jalan tol. Jadi bagi saya cukup outer ring road saja," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan juga menyetujui pembangunan jalan tol yang menghubungkan DIY dengan Solo, Jawa Tengah, untuk mendukung pengembangan kawasan Jogja, Solo dan Semarang."Kami sudah ada kesepakatan dalam pengembangan kawasan Joglosemar [Jogja, Solo dan Semarang], jadi untuk Jogja-Solo akan ada jalan tol," kata Sultan.
Akan tetapi Raja Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat ini keberatan jika jalan tol Jogja-Solo yang akan dibangun pemerintah pusat itu melewati Jalan Jogja-Solo depan Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, kalau ada pembebasan lahan.
"Kami berkeberatan kalau harus ada pembebasan tanah karena terlalu banyak situs di Prambanan yang belum diidentifikasi, jadi risikonya sangat berat untuk mengizinkan pembebasan tanah melewati Prambanan," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut Sultan, pilihan yang sudah disepakati dengan pemerintah pusat adalah di atas Jalan Jogja-Solo tersebut mulai dari timur Prambanan akan ada jembatan untuk tol sampai di atas Ring Road Utara.
"Jadi akan ada jalan bertingkat, dan itu mungkin lebih murah dari pada pembebasan lahan dan tidak melewati Prambanan karena banyak situs. Dan itu sudah disepakati," kata Gubernur DIY.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto