tirto.id - Dhani Ahmad Prasetyo atau Ahmad Dhani datang ke TPS 024, pagi-pagi sekali, sekitar pukul 07.35 WIB, Rabu (15/2/2017). Sebelum masuk ke bilik pemungutan suara, ia membuka lembar kertas suara dan mengarahkannya kepada wartawan.
Tak sekadar menunjukkan surat suara, dengan tiga jari tangan kanannya, Dhani menutup gambar pasangan calon (paslon) gubernur nomor 2 yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Tindakan Dhani itu kemudian diikuti oleh ibu dan seorang anaknya yang datang bersama ke TPS.
Di bilik suara, Dhani mengatakan dengan suara cukup keras bahwa ia memilih yang ada pecinya. Usai melakukan pemilihan--foto ketika dia menutup wajah Ahok dan Djarot di TPS itu diunggahnya ke akun instagramnya. “Pilkada DKI tidak ada 2 nya, pilih no 1 atau no 3,” begitu keterangan yang dituliskan Dhani.
Ahmad Dhani adalah satu dari 47.217 nama yang tercatat dalam daftar pemilih tetap di Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Daerah ini lebih popular dengan nama Pondok Indah. Di Jakarta, Pondok Indah terkenal sebagai kawasan elite.
Kawasan elite ini dikembangkan oleh PT Metropolitas Kentjana, Grup Ciputra. Awalnya, Pondok Pinang hanyalah perkampungan biasa. Namun, pada era 1970-an hingga 1980-an, ia berubah menjadi kawasan elite karena pihak Ciputra memang mengembangkan rumah-rumah tipe besar yang hanya bisa dijangkau kalangan atas.
Menurut pantauan Tirto dari laman rumah123.com, harga sebuah rumah bekas dengan luas tanah 150 meter persegi dan luas bangunan 220 meter persegi, mencapai Rp6,3 miliar. Rumah itu berlokasi di belakang Pondok Indah Mall II. Saat laman rumah123.com itu di-scroll lagi ke bawah, akan terpampang harga rumah puluhan miliar. Pondok Indah kini menjadi pemukiman para pengusaha, ekspatriat, pejabat, hingga artis ibu kota.
Pada 2014 lalu saja, harga tanah di Pondok Indah bisa tembus Rp80 juta per meter. Apartemen Pondok Indah Residence, yang juga dibangun oleh PT Metropolitan Kentjana Tbk. dan baru saja rampung, dipatok dengan harga miliaran rupiah. Unit termurahnya mencapai Rp2,5 miliar, itu pun yang ukurannya hanya 65 meter persegi.
Arah Suara di Kawasan Elite Pondok Indah
Pada Pilkada serentak 2017 ini, ada 90 TPS yang tersebar di Kelurahan Pondok Pinang. Dari 90 TPS itu, Tirto memantau sepuluh TPS secara acak. Sayangnya, selain Dhani dan beberapa tim sukses, tim Tirto tak menemukan warga yang mau buka-bukaan tentang calon yang dipilihnya. Mereka memilih untuk merahasiakan siapa yang mereka pilih.
Setelah proses penghitungan suara selesai, tim pemungutan suara kemudian melakukan rekapitulasi data suara. Lalu ditemukan fakta bahwa di delapan dari sepuluh TPS itu, Ahok-Djarot menang telak. Di satu TPS, Ahok-Djarot menang tipis dari Anies-Sandi. Lalu di satu TPS lainnya, Anies-Sandi unggul dari Ahok-Djarot.
Suara untuk Agus-Sylvi dari Pondok Indah tampak kecil sekali. Dari sepuluh TPS yang dipantau, tak satupun mencapai angka 100 suara. Paling tinggi hanya 80 suara yang tercatat di TPS 34 Pondok Pinang. Di TPS itu, Ahok-Djarot meraup 198 suara sedangkan Anies-Sandi mendapatkan 143 suara.
Dua dari sepuluh TPS yang dipantau, suara untuk pasangan Agus-Sylvi bahkan tak mampu menyentuh 10 suara, paling mentok hanya mencapai 8 suara.
Di TPS 84 misalnya, Selisih antara suara untuk Agus-Sylvi, Ahok-Djarot, dan Anies-Sandi jauh sekali. Ahok-Djarot mengantongi 382 suara di TPS itu. Sementara Anies-Sandi hanya 59 suara, sementara Agus-Sylvi cuma 23 suara saja.
Tren serupa terjadi di tujuh TPS lainnya. Di TPS 81 misalnya, suara untuk Agus-Sylvi hanya 13, Anies-Sandi cuma 45, tetapi Ahok-Djarot mendulang 315 suara di TPS itu. Begitu juga di TPS 73, Ahok-Djarot mendapatkan 284 suara, Anies-Sandi hanya 49 suara, dan Agus-Sylvi lebih menyedihkan lagi, 8 suara saja.
Dari hasil hitung cepat beberapa lembaga riset, Ahok-Djarot memang tampak paling unggul. Tetapi selisihnya tak jauh berbeda dengan Anies-Sandi, sementara Agus-Sylvi tertinggal jauh. Data dari Polmark Indonesia misalnya, Ahok-Djarot terlihat unggul, memperoleh 42,27 persen. Namun tak terpaut begitu jauh dengan Anies-Sandi yang mendapat 39,77 persen. Sedangkan Agus-Sylvi hanya mengantongi 17,96 persen.
Hasil lembaga lainnya yang melakukan hitung cepat seperti Saiful Mujani juga menunjukkan Ahok-Djarot sebagai peraih suara terbanyak yakni 43,19 persen. Beda jumlah suara dengan pasangan Anies-Sandi juga tak begitu jauh, pasangan nomor urut 3 itu meraup 40,12 persen. Sedangkan Agus-Sylvi hanya 16,69 persen.
Selisih hasil hitung cepat yang telah menghimpun seluruh suara tersebut tak menunjukkan ketimpangan yang sangat jauh seperti yang tampak di TPS-TPS di Pondok Indah. Mereka, yang tinggal di kawasan elit itu masih ingin Ahok-Djarot memimpin Jakarta.
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Suhendra