tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menyiapkan strategi menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia. Salah satunya program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang turut berkontribusi dalam mengurangi ketimpangan ekonomi nasional.
"Salah satu cara menjembatani supaya ketimpangan ekonomi tidak semakin 'menganga' ya melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara," ucap Muhadjir dikutip melalui keterangannya, Senin (14/8/2023).
Muhadjir menuturkan, program pengentasan kemiskinan ekstrem perlu difokuskan pada program pemberdayaan seperti PENA. Program ini mengedepankan pelatihan keterampilan dan dukungan finansial yang lebih baik.
"Jadi kalau ini bergerak menjadi pengusaha maju, yang mikro menjadi kecil, yang kecil menjadi menengah, yang menegah menjadi besar, itu lah nanti maka ekonomi Indonesia semakin merata dan akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia," terangnya.
Program PENA yang diinisasi oleh Kementerian Sosial merupakan kegiatan pemberdayaan melalui pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan untuk meningkatkan dan/atau menghasilkan pendapatan sekaligus memberikan dampak positif secara sosial-budaya, lingkungan.
Khususnya untuk mewujudkan kemandirian bagi kelompok miskin, rentan, dan orang tidak mampu.
Meskipun angka kemiskinan sudah turun, menurut Muhadjir, perlu kerja keras dari berbagai pihak agar bisa mencapai angka 0 pada 2024 mendatang.
Untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja bersama, termasuk melalui penerima manfaat PENA yang bisa memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan menciptakan peluang kerja baru bagi rumah tangga miskin ekstrem yang ada di sekitarnya.
"Peranan ibu-ibu PENA sangat luar biasa. Saya yakin kemiskinan ekstrem kita turun 0,62 persen berkat peranan ibu-ibu PENA ini. Saya berterima kasih pada Ibu Mensos dan semua ibu yang terus bersemangat," jelas Muhadjir.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang