tirto.id - Tempat pertunjukan musik rock legendaris Bataclan di Paris telah dibuka kembali oleh penampilan emosional dari penyanyi Inggris, Sting, setahun setelah serangan teroris yang menewaskan 90 orang pada November 2015.
Mantan pentolan grup band Police, Sting, memberikan sebuah pertunjukan di panggung Bataclan, yang dihadiri oleh keluarga korban untuk mengenang serangan paling brutal di Perancis sejak perang dunia kedua.
“Ada dua hal terpenting pada malam ini. Pertama, untuk mengingat mereka yang kehilangan nyawanya dalam serangan tahun lalu. Dan kedua, untuk merayakan kehidupan dan musik di tempat bersejarah ini,” ucap penyanyi berusia 65 tahun itu pada para penonton sebelum mengheningkan cipta selama satu menit.
Sting membuka pertunjukannya dengan lagu terbaru berjudul Fragile dalam versi akustik, membawa penonton dalam kesedihan. Kemudian penonton mulai dibawa ke suasana rock n roll yang telah lama dirindukan di Bataclan dengan hits Message In A Bottle.
Ketika Sting membawakan Every Breath You Take dengan sangat emosional, salah satu ibu korban mengeluarkan foto anaknya berusia sekitar 20 tahun yang tewas dalam pembantaian tersebut, dan memegangnya menghadap panggung, seakan mengajak anaknya dalam konser musik itu. Orang tua lain menyeka air mata melihat aksi sang ibu.
“Terakhir kali saya bermain di Bataclan itu pada 1979. Saya telah menulis sebuah lagu di Paris pada 1978 dan ini dia lagunya,” kata Sting melanjutkan pertunjukan dengan melantunkan Roxanne yang disambut sorak sorai dari para orang tua.
Aurelien, berusia 25 tahun, salah satu penonton konser Sting yang juga merupakan seorang korban selamat, sedangkan temannya meninggal dunia. Aurelien mengaku malam itu adalah kali pertama ia pergi ke tempat publik sejak penembakan terjadi.
“Selama ini saya menghindari bioskop, bar dan tempat-tempat pertemuan. Saya memutuskan menghadiri konser Sting untuk mengakhiri konser yang tidak pernah dibolehkan untuk berakhir. Ini untuk teman saya dan 90 orang lainnya yang merenggut nyawa,” tutur Aurelien.
Sting mengakhiri pertunjukannya dengan lagu The Empty Chair yang telah ia ciptakan untuk mengenang James Foley, seorang jurnalis yang dibunuh oleh ISIS pada 2014 lalu. Ia mengatakan pada penonton bahwa lagu itu untuk semua orang yang pernah kehilangan seseorang. Salah satu penggalan liriknya yaitu, ‘keep my place and the empty chair, somehow I will be there’ (“Simpan tempatku dan kursi kosongnya, bagaimana pun aku akan berada di sana.”)
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh