Menuju konten utama

Status Gunung Agung Diklaim Belum Mengganggu Penerbangan

Kemenhub mengklaim status Gunung Agung belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bali karena belum ada debu vulkanik.

Status Gunung Agung Diklaim Belum Mengganggu Penerbangan
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (23/9). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.

tirto.id - Status Gunung Agung yang dinyatakan Tingkat IV (Awas) sejak Jumat (22/9/2017) hingga saat ini tak mengganggu aktivitas penerbangan dari dan menuju Bali. Hal itu dijelaskan Kementerian Perhubungan RI melalui Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Agus Santoso, Senin (2/10/2017).

Ia mengatakan penerbangan di Bali selama ini tidak terlalu mengkhawatirkan karena belum adanya debu vulkanik.

“Selama status awas sekitar seminggu ini tidak ada rasa khawatir terhadap penerbangan selama tidak ada debu vulkanik,” kata Agus saat menyambut penerbangan perdana rute Kolkata India-Bali oleh Air Asia Indonesia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, seperti dikutip Antara.

Naiknya aktivitas gunung yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Bali ini juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi penerbangan Bali. Padahal, level potensi debu vulkanik dari gunung tersebut juga telah dinaikkan menjadi “orange” oleh Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA).

Namun, Agus tetap berkoordinasi dengan para pilot dan pelaku penerbangan untuk melaporkan setiap hal terkait abu vulkanik Gunung Agung. Jika pilot melihat pergerakan debu tersebut maka akan segera melapor ke petugas di darat agar segera diantisipasi, kata dia.

Agus melanjutkan, hingga kini belum ada laporan apapun terkait debu vulkanik Gunung Agung.

“Sampai saat ini tidak ada keluhan dan laporan pilot. Citra satelit juga belum ada laporan debu vulkanik,” jelasnya.

Meski begitu, Kemenhub telah mengambil langkah antisipasi sejak Minggu (24/9/2017) lalu dengan menyediakan sekitar 300 bus untuk mengangkut calon penumpang yang memilih jalur darat apabila Gunung Agung meletus.

Selain itu, sepuluh bandara alternatif juga telah disiapkan untuk mengantisipasi pengalihan penerbangan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai Bali. Sepuluh bandara tersebut dibagi menjadi dua yakni radius terdekat dan kedua.

Adapun bandara alternatif radius terdekat dari Bali yakni Bandara Lombok, Bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Bandara Juanda Surabaya.

Sementara itu bandara radius kedua yang disiapkan yakni Bandara Adi Sumarmo Solo, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Sepinggan Balikpapan, Bandara El Tari Kupang, Sam Ratulangi Manado dan Soekarno Hatta Jakarta.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Nicholas Ryan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Nicholas Ryan
Penulis: Nicholas Ryan
Editor: Dipna Videlia Putsanra