tirto.id - Statistik Timnas Indonesia vs Australia di 16 besar Piala Asia 2023 menunjukkan bahwa Garuda yang tampil apik sepanjang babak pertama, dibuat buntu pada paruh kedua oleh Socceroos. Bagaimana rapor pemain Timnas Indonesia dalam laga di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan, Qatar pada Minggu, 28 Januari 2004?
Timnas Indonesia dipermak oleh Australia dengan skor telak 0-4. Garuda tertinggal 2 gol pada babak pertama, lewat bunuh diri Elkan Baggott (12'), disusul dengan gol Martin Boyle (45'). Pada paruh kedua, alih-alih mencetak gol balasan, gawang Merah Putih justru terkoyak 2 kali lagi, tepatnya menjelang laga berakhir melalui pemain pengganti Craig Goodwin (89') dan bek tengah Harry Souttar (90+2').
Jika hanya melihat statistik, Timnas Indonesia menampilkan dua wajah yang kontrak di babak pertama dan paruh kedua. Sepanjang 45 menit awal, Garuda kalah penguasaan bola, cukup tipis, yaitu 46,5 persen berbanding 53,5 persen milik Socceroos.
Perbedaan ball possessions itu sebenarnya bisa dipersempit pada paruh kedua. Timnas Indonesia yang tertinggal 2 gol bisa membuat penguasaan bola meningkat jadi 48,7 persen. Sebaliknya, Australia menurun dengan total hanya 51,3 persen.
Namun, lebih banyak menguasai bola tidak berarti Garuda membaik. Malah sebaliknya memburuk. Misalnya dalam jumlah tembakan. Pada babak pertama, Australia memang mencetak 2 gol. Namun, shot mereka sebenarnya hanya 1, dan satu shot itu tidak hanya on target, tetapi juga berbuah gol Martin Boyle.
Sebaliknya, Timnas Indonesia mengirim 5 percobaan. Ini terdiri dari aksi Rafael Struick, Yakob Sayuri, Justin Hubner, hingga Marselino Ferdinan. Dari 5 tembakan itu, hanya satu yang tepat sasaran, yaitu percobaan Hubner yang tepat ke arah penjaga gawang Australia, Mathew Ryan.
Namun, Garuda gagal melanjutkan hal ini pada babak kedua. Sepanjang 45 menit terakhir, tidak ada satu pun tembakan yang bisa dilepaskan Timnas Indonesia, alias 0 shot, dan 0 shot on target. Sebaliknya, Australia bisa mengirim 6 percobaan, 3 di antaranya on target, dan 2 berbuah gol.
Ini juga direfleksikan dari Expected Goals (xG). Sepanjang babak pertama, Australia lebih unggul dengan 0,74 berbanding 0,35 milik Timnas Indonesia. Ditambah dengan aksi paruh kedua, Socceroos mampu membuat xG mereka meningkat jadi 2,03. Sementara itu, Garuda mentok jadi 0,34.
Statistik Timnas Indonesia vs Australia 16 Besar Piala Asia 2024
Berdasarkan statistik resmi AFC, perbandingan statistik Timnas Indonesia vs Australia pada babak pertama 16 besar Piala Asia 2024 adalah sebagai berikut.
Aspek | Australia | Timnas Indonesia |
Ball Possessions | 51,3% | 48,7% |
Rata-rata kemenangan duel | 60,2% | 39,8% |
Rata-rata menang duel udara | 68,4% | 31,6% |
Shot | 7 | 5 |
Shot on Goal | 6 | 1 |
Akurasi Tembakan | 51,7% | 20% |
Tackle | 7 | 15 |
Offside | 1 | 0 |
Intercept | 7 | 10 |
Tendangan Sudut | 6 | 0 |
Pelanggaran | 10 | 11 |
Kartu Kuning | 2 | 4 |
Rapor Pemain Timnas Indonesia vs Australia
Jika melihat rapor pemain Timnas Indonesia vs Australia, yang berhak menyandang gelar MVP adalah Martin Boyle yang mendapatkan nilai tertinggi 8,4. Secara keseluruhan, The Socceroos mendapatkan rata-rata rapor 6,9. Ini berbeda dengan Timnas Indonesia yang cuma 6,3. Selain itu, terdapat 3 penggawa Garuda yang memiliki rapor di bawah 6.
Berikut ini rapor pemain Timnas Indonesia vs Australia di babak 16 besar Piala Asia 2023 pada Minggu, 28 Januari 2024. Data diolah dari FlashScore.
Timnas Indonesia | Australia |
Starting XI | Starting XI |
Ernando Ari 5,5 | Mathew Ryan 6,5 |
Sandy Walsh 5,7 | Gethin Jones 7,5 |
Jordi Amat 5,9 | Harry Souttar 7,9 |
Elkan Baggott 6,4 | Kye Rowles 7,0 |
Asnawi Mangkualam 6,3 | Aziz Behich 7,4 |
Justin Hubner 6,5 | Martin Boyle 8,4 |
Ivar Jenner 6,4 | Kenau Baccus 7,1 |
Shayne Pattynama 6,2 | Jackson Irvine 6,8 |
Yakob Sayuri 6,5 | Jordan Bos 7,4 |
Marselino Ferdinan 6,5 | Riley McGee 6,7 |
Rafael Struick 6,2 | Bruno Fornaroli 6,1 |
Cadangan | Cadangan |
Witan Sulaeman 6,1 | Nathaniel Atkinson 6,6 |
Rizky Ridho 6,1 | Craig Goodwin - |
Conor Metcalfe 6,3 | |
Mitchell Duke 5,9 | |
Aiden O'Neill - |
Editor: Iswara N Raditya