tirto.id - Timnas Indonesia akan memulai kiprah mereka menuju Piala Dunia 2022 ketika berhadapan dengan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (05/09/2019). Laga pertama bisa sangat menentukan bagi kedua tim lantaran selama ini tak pernah ada capaian bagus yang didapat setiap menjalani Kualifikasi Piala Dunia.
Dalam lima kualifikasi terakhir, paling jauh langkah Indonesia dan Malaysia hanya sampai di babak ketiga saja. Dalam empat dari lima kualifikasi terakhir tersebut, Malaysia harus rela mengakui bahwa kiprah mereka tak pernah lebih baik dari Indonesia. Satu-satunya momen ketika Malaysia lebih baik dari Indonesia terjadi ketika Timnas sedang mendapatkan sanksi dari FIFA.
Pada edisi Kualifikasi Piala Dunia 2002, baik Indonesia maupun Malaysia kompak mengakhiri kiprah di babak pertama. Indonesia saat itu gagal bersaing di Grup 9 bersama Cina yang menjadi juara grup. Namun, masih lebih bagus dibanding Maladewa dan Kamboja. Sementara itu, Malaysia ada di peringkat ketiga Grup 3 di bawah Qatar dan Palestina serta diatas Hong Kong.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 2006, dua negara bertetangga ini kembali mendapatkan hasil yang sama, yakni gugur di babak kedua. Indonesia kalah bersaing dengan Arab Saudi, Turkmenistan, dan Sri Lanka sedangkan Malaysia gagal bersaing dengan Kuwait, Cina, dan Hong Kong. Namun secara peringkat, Indonesia ada di atas Malaysia. Pasalnya, Merah Putih mengakhiri persaingan di peringkat tiga Grup 8 sedangkan Harimau Malaya menjadi juru kunci Grup 4.
Dengan format berbeda di Kualifikasi Piala Dunia 2010, Indonesia harus gugur di babak kedua karena kalah agregat 1-11 dari Suriah. Namun sekali lagi, capaian itu masih lebih bagus dibanding Malaysia yang terhenti di babak pertama karena kalah bersaing dengan Bahrain.
Di Kualifikasi Piala Dunia 2014, dengan format yang berbeda dibandingkan edisi sebelumnya, Indonesia kembali memiliki capaian yang lebih baik. Jika Malaysia hanya sampai di babak kedua, maka Timnas Garuda bisa melaju ke babak ketiga. Namun, ketika itu Indonesia saat itu menjalani salah satu laga kualifikasi yang menyakitkan karena dihajar 10-0 oleh Bahrain di Grup E.
Di edisi terakhir yakni Kualifikasi Piala Dunia 2018, Malaysia hanya sampai babak kedua saja. Saat itu, Safee Sali dan kawan-kawan hanya menduduki peringkat empat Grup A dan kalah bersaing dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Palestina. Satu tim yang berada di bawah Malaysia saat itu adalah Timor Leste.
Namun setidaknya, capaian itu masih lebih bagus dari Indonesia. Jangankan bisa menembus Piala Dunia, bermain di kualifikasi saja saat itu Timnas Indonesia dilarang karena masih mendapatkan sanksi dari FIFA.
Yakin Atasi Malaysia
Jelang pertandingan kontra Malaysia pada Kamis (5/9/2019), Timnas Indonesia sudah melakukan persiapan khusus sejak jauh hari. Kiper Andritany Ardhiyasa yakin, ia dan rekan setimnya bisa memanfaatkan situasi menjadi tuan rumah guna mereguk tiga angka demi kans lolos ke babak selanjutnya.
“Kami harus bisa bermain maksimal karena laga ini bisa membuka peluang kami ke babak berikutnya. Saya sendiri berharap suporter memenuhi stadion untuk memberikan dukungan pada kami,” ujar kiper milik Persija Jakarta itu.
Sementara itu pelatih Simon McMenemy berpendapat bahwa ada hal yang lebih penting dari taktik bermain, yakni mental bertanding. Pasalnya laga melawan Malaysia selalu menghadirkan emosi tersendiri bagi para pemain maupun suporter.
“Kedua tim memiliki banyak sejarah pertemuan. Maka menurut saya, kami tak hanya harus menyiapkan taktik yang bagus. Tapi juga bagaimana menjaga mental bertanding para pemain karena laga ini juga mempertaruhkan harga diri bangsa,” ucapnya.
Dua laga pertama memang menjadi krusial bagi Indonesia, yakni ketika menjamu Malaysia dan Thailand. Pasalnya setelah itu, mereka harus bertandang ke markas tim unggulan yakni Uni Emirat Arab sebelum kemudian menjamu Vietnam pada 15 Oktober mendatang.
Penulis: Wan Faizal
Editor: Fitra Firdaus