Menuju konten utama

Soundstream Akan Menampilkan The Brandals dan Goodnight Electric

Soundstream jilid dua akan menghadirkan dua raja pensi era 2000.

Soundstream Akan Menampilkan The Brandals dan Goodnight Electric
Soundstream Tampilkan The Brandals dan Goodnight Electric. FOTO/Doc Soundstream

tirto.id - Soundstream akan mengadakan konser digital kedua pada Sabtu (15/8). Konser yang akan mulai pada pukul 21.00 WIB ini menghadirkan dua band yang sempat merajai panggung pentas seni era 2000-an: The Brandals dan Goodnight Electric.

Konser ini adalah lompatan ke masa silam yang cukup jauh, mengingat nama-nama di Soundstream pertama adalah nama-nama baru sepeti Sal Pribadi, Vira Talisa, Hondo, juga Iga Massardi. Kukuh Rizal Arfianto, Direktur Kreatif Soundstream punya alasan kenapa menampilkan dua band kawakan ini. Mereka ingin mengakrabkan dua band ini pada generasi lebih muda yang mungkin belum pernah mendengar nama The Brandals dan Goodnight Electric.

“Saya berusaha mengemas kedua band ini dalam sebuah konsep yang dapat mencuri perhatian penggemar musik masa kini. Salah satu caranya dengan melibatkan Conver.id, sebuah kolektif seni visual dari Bandung untuk menggarap tata cahaya,” ujar Kukuh.

The Brandals dan Goodnight Electric memang band kawakan, namun energinya tak kalah dengan band-band muda. The Brandals, usai melepas single “Retorika” pada 2018 silam, tetap aktif manggung. Sedangkan Goodnight Electric baru saja merilis album Misteria pada Mei 2020, yang berisi 2 lagu instrumental dan 4 lagu penuh.

Henry Foundation dari Goodnight Electric berkata bahwa grup mereka melakukan beberapa adaptasi untuk bisa menjaring pendengar baru, dengan metode mendengarkan lagu yang berbeda pula. “Saat kami memutuskan untuk kembali produktif, lanskap musik sudah berbeda dengan masa kami dulu,” ujar pria yang akrab disapa Batman ini.

“Tapi kalau mau serius bermusik ya harus adaptasi supaya tetap relevan dengan selera yang berkembang sekarang.”

Selain menampilan dua band itu, Soundstream jilid dua ini akan menampilkan dua kolaborator lain, yakni Jimi Multhazam dari The Upstairs dan Awan yang merupakan bassist band .Feast. Ditanya soal perbedaan konser digital dan konser fisik, Kukuh, Eka, dan Henry punya jawaban menarik.

“Pengalaman konser online sampai kapanpun tak akan bisa mengejar pengalaman nonton konser fisik. Jadi ketimbang mengejar pengalaman yang mustahil dicapai itu, saya lebih memilih memaksimalkan pengalaman konser streaming,” kata Kukuh.

Hal senada juga dibilang oleh Eka. Mengingat Eka juga adalah penonton banyak konser dan festival, vokalis yang juga bassist dari band Zigi Zaga ini beranggapan bahwa nonton langsung tidak akan pernah digantikan. Meski masa pandemi ini membuat industri konser dan festival musik terpuruk, Eka bernubuat bahwa akan ada hal baik dari sini.

“Menurut gue akan terjadi tren produktifitas musisi meningkat. Bisa cross platform, kolaborasi antar musisi. Bikin karya, atau bikin merch, misalnya,” kata Eka.

“Kalau gue sih lebih memilih optimis, gue anggap masa ini sebagai transisi saja. Bahwa medium virtual dan online ini sementara saja. Tapi sama seperti Eka, gue beranggapan ini saatny musisi rekaman karya baru. Mumpung gak ada distraksi. Karena di luar pandemi ini, mau masuk studio kan banyak banget distraksinya. Ya manggung lah, tur lah. Jadi sekarang saatnya band bikin karya,” tutur Henry.

Tiket untuk menyaksikan Soundstream jilid dua ini masih tetap di angka Rp45 ribu, dan bisa didapatkan melalui kanal Loket.co dan GoTix.

Baca juga artikel terkait HARD NEWS atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Hard news
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti