tirto.id - Penyanyi pop lawas sekaligus politisi, Emilia Contessa, meninggal dunia di usia ke-67 tahun pada Senin, 27 Januari 2025. Simak penyebab meninggal, profil, dan jejak karyanya.
Ibunda penyanyi Denada tersebut menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin petang sekitar pukul 18.00 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi.
Kabar duka mengenai kepergian Emilia Contessa pertama kali disampaikan kepada publik oleh manager Denada, Risna Ories melalui unggahan Instagram stories.
"Mohon kirimkan doa Alfatihah untuk Ibu Emilia Contessa ya. Terima kasih atas kemurahan hatinya untuk mengirimkan doa," tulis Risna Ories.
Menurut keterangan dari pihak RSUD Blambangan, penyebab Emilia Contessa meninggal diduga karena mengalami serangan jantung mendadak atau dikenal juga dengan sebutan edema paru.
Pelayan medis RSUD Blambangan, dr Ayyub Erdianto, menjelaskan bahwa edema paru ini disebabkan oleh kegagalan pompa jantung yang mengakibatkan sesak berat.
"Kegagalan pompa jantung mengakibatkan oedem paru. Pompa jantung bermasalah mengakibatkan sesak berat," ujar Ayyub dikutip dari Kompas.
Emilia Contessa awalnya merasakan keluhan pada Minggu malam, kemudian mendapatkan perawatan pada Senin pagi. Namun ia dikabarkan mengalami sesak berat pada Senin sore.
Ketika Emilia mengalami sesak berat, ia akan dibawa ke ruang ICCU untuk mendapat perawatan intensif, sayangnya ketika dalam perjalanan kondisinya kian memburuk hingga Emilia dinyatakan meninggal dunia.
Kepergian Emilia Contessa ini menyisakan luka mendalam bagi industri hiburan Tanah Air, sebab sebelum dikenal sebagai sosok politisi di masa kini, Emilia pernah berkarier sebagai penyanyi pop hingga bermain akting di beberapa film layar lebar di era 1970-1980-an.
Saat ini, jenazah Emilia Contessa disemayamkan di kediamannya di Banyuwangi, Jawa Timur. Banyak rekan artis hingga tokoh publik yang menyampaikan bela sungkawa atas kepergian sang penyanyi pop lawas tersebut.
Profil Emilia Contessa dan Rekam Jejak Karyanya
Nur Indah Cintra Sukma Munsyi atau populer dengan nama Emilia Contessa merupakan perempuan kelahiran Banyuwangi, 23 September 1957.
Emilia Contessa dikenal luas sebagai penyanyi pop lawas yang bersinar di era 70-an. Ia menikah dengan Rio Tambunan di tahun 1976 dan dikaruniai dua orang anak yakni Denada Elizabeth Tambunan serta Rico Tambunan.
Tak lama dari itu, Emilia berpisah dengan Rio Tambunan, kemudian menikah dengan Abdullah Surkaty meskipun juga berujung perceraian. Terakhir ia dikabarkan menikah lagi dengan pria bernama Ussama Muhammad Al Hadar.
Emilia mulai terjun di industri hiburan Tanah Air sebagai penyanyi cilik ketika ia masih berusia 5 tahun. Beberapa lagu hits yang membuatnya populer diantaranya seperti lagu "Flamboyan", "Angin Malam", "Layu Sebelum Berkembang", "Kehancuran", "Angin November", "Biarlah Sendiri", "Bunga Mawar", "Melati", "Rindu", hingga "Bunga Anggrek".
Atas kepopulerannya itu, Emilia Contessa juga sempat diberi julukan Singa Panggung Asia oleh Asia Week pada tahun 1975.
Tak hanya dikenal memiliki vocal yang memukau, Emilia juga ternyata sempat terjun di dunia akting dengan membintangi beberapa film layar lebar Tanah Air sejak era 1970-1980-an.
Judul film yang pernah dibintangi Emilia seperti "Brandal-Brandal Metropolitan" (1971), "Perkawinan" (1972), "Ratapan Anak Tiri" (1973), dan "Memble Tapi Kece" (1986).
Setelah hiatus dari dunia hiburan, pada tahun 2010 Emilia Contessa mulai terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Banyuwangi, namun ia tidak memenangkan pertarungan politik tersebut.
Pada tahun 2014, ia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Jawa Timur untuk periode 2014-2019, dan berhasil terpilih.
Tak hanya sampai situ, Emilia juga sempat mencoba peruntungan kembali dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di Pemilu 2019, sayangnya keberuntungan tidak berpihak padanya.
Meskipun tidak menuai hasil yang baik, Emilia tetap terjun di dunia politik dan bergabung dengan Partai Perindo sejak 2023 lalu.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Balqis Fallahnda & Iswara N Raditya