tirto.id - Sosok Dharma Pongrekun sedang menjadi perbincangan publik karena disebut mencatut Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga untuk maju sebagai calon gubernur dari jalur independen di Pilkada Jakarta 2024. Siapa dia dan benarkah Dharma Pongrekun mencatut KTP warga Daerah Khusus Jakarta (DKJ)?
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta menyatakan Dharma bakal calon perseorangan Gubernur, Dharma Pongrekun, dan Wakil Gubernur, Kun Wardana, memenuhi syarat dukungan calon perseorangan Pilkada DKI Jakarta pada Kamis (15/8/2024).
Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mengantongi 677.468 syarat dukungan lolos verifikasi faktual. Total tersebut melampaui syarat minimal pencalonan jalur independen Pilkada Jakarta yaitu 618.968 syarat dukungan.
Penetapan pemenuhan syarat itu akan disahkan oleh KPU DKI Jakarta pada Senin, 19 Agustus 2024 melalui Surat Keputusan (SK) terkait dukungan calon perseorangan.
Setelah itu, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana akan melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu melakukan pendaftaran pada 27-29 Agustus 2024 sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Menyusul hasil verifikasi faktual tersebut, beredar kabar di media sosial bahwa Dharma Pongrekun dan Kun Wardana telah melakukan pencatutan terhadap KTP warga Jakarta.
Kabar tersebut mencuat ke publik usai sejumlah warga Jakarta mengaku bahwa tanpa sepengetahuan mereka KTP telah digunakan untuk mendukung pasangan tersebut.
Kemudian, muncul ajakan untuk warga Jakarta agar melakukan cek NIK mereka melalui laman https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilihan/cek_pendukung.
Hasilnya, banyak yang membagikan tangkapan layar bahwa data mereka telah disalahgunakan untuk mendukung Dharma Pongrekun dan Kun Wardana.
“WARGA JAKARTA CEK KTP LO PADA SEKARANG! gua gak tau ini siapa dan gua gak pernah merasa daftarin dukungan gua ke orang ini, tiba tiba NIK gua DICATUT sebagai PENDUKUNG DUA ORANG INI BUAT MAJU JADI CAGUB DKI?????? yang bener aja lah @dukcapiljakarta @kpu_dki,” tulis pengguna X @ayamdreampop, Kamis (15/8/2024).
“Gue juga kena weyyyy wwkkwkw zonk bgt ini Dharma Pongrekun dan Kun Wardana. Scammers booooooo,” tulis pengguna X @part0furwrld, Jumat (16/8/2024).
“Waduh iya lagi, NIK gue juga kena catut nih. Gimana ini pertanggung jawabannya woy @dukcapiljakarta,” tulis pengguna X @ardibhironx, Jumat (16/8/2024).
Siapa Dharma Pongrekun?
Dharma Pongrekun adalah purnawirawan atau pensiunan perwira tinggi (Pati) Polri dengan pangkat jenderal bintang tiga alias Komisaris Jenderal (Komjen). Dia dilahirkan pada 12 Januari 1966 di Palu, Sulawesi Tengah dan memiliki darah Toraja.
Dharma menuntaskan pendidikan hingga jenjang master. Dia merupakan alumni SMP Bruderan Purwokerto pada 1981 dan SMAN 34 Jakarta 1984. Kemudian, pada 1988 dia lulus dari AKABRI A.
Lalu dia meneruskan pendidikan formalnya ke bangku kuliah tingkat magister jurusan Manajemen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, lulus 2002.
Selanjutnya, pada 2006 dia meraih gelar magister di bidang Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada. Pada 2023 Dharma dianugerahi gelar Doktor Kehormatan Bidang Kemanusiaan dari MBC University Depok.
Selama mengabdikan dirinya di Polri, Dharma berpengalaman di bidang reserse dan tercatat pernah menempati sejumlah jabatan strategis.
Pada 5 Juni hingga 31 Desember 2015 dia diberikan amanah untuk menjadi Wadirtipidum Bareskrim Polri. Berikutnya, pada 27 Mei hingga 13 November 2016 menjabat sebagai Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri.
Lalu, saat pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, dia menduduki posisi Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sejak 17 Juli 2019 hingga 7 Oktober 2021.
Memasuki masa pensiunnya, berdasarkan isi surat telegram nomor ST/170/I/KEP./2024 tanggal 24 Januari 2024 dia dimutasi sebagai Pati Lemdiklat (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia).
Dharma Pongrekun pada awal tahun 2024 sempat sempat menjadi sorotan publik karena pernyataan kontroversialnya terkait pandemi Covid-19.
Melalui video kanal YouTube dr. Richard yang tayang Sabtu, 27 Januari 2024, ia menyebut bahwa pandemi Covid-19 yang menggegerkan dunia selama beberapa tahun lalu sudah direncanakan sejak tahun 2010 oleh Rockefeller Foundation.
Menurut dia, Rockefeller Foundation telah mensimulasikan Covid-19 sejak 2012, lalu dimainkan tahun 2020 untuk di Indonesia, dan sudah disebarkan sejak tahun 2019 di luar negeri.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra