Menuju konten utama

Sore Asyik Berkat #ShakeAjaDulu

Selama Ramadan, orang kerap mencari hiburan pelerai penat saat menantikan waktu berbuka puasa.

Sore Asyik Berkat #ShakeAjaDulu
Menggunakan aplikasi belanja digital. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - “Bersepeda sepulang kerja, kenyang hirup asap Kopaja. Klakson kanan kiri berbalasan, oh, senja di Jakarta,” demikian lagu “Senja di Jakarta” karya duo folk Banda Neira.

Bayu Promita (27 tahun) dan Arlin Marsha (26 tahun) kerap meninggalkan kantor mereka, terletak di kawasan Jakarta Barat, berjam-jam setelah waktu kerja berakhir. “Kadang masih di kantor, padahal tidak lembur. Balik ke rumah biasanya jam 7-an,” kata Bayu kepada Tirto.

Bayu dan Arlin memilih pulang lebih larut karena situasi jalanan pada jam pulang kerja berpotensi bikin otak makin memar dan suasana hati kian amburadul. Sudahlah dihajar kerja seharian, sisa tenaga habis pula di jalan.

Menjelang gelap, Bayu dan Arlin kerap menyingkap tirai ruang rapat mereka di lantai 9 APL Tower. Dari ketinggian, mereka menikmati pergantian warna sebuah kota. Jalanan dan ribuan manusia di atasnya, sinar lembut matahari dan bayangan gedung-gedung yang memanjang, bisa jadi tamasya sederhana yang menyenangkan.

Tentu tak sedikit orang yang menghabiskan sore seperti Bayu dan Arlin, mencari hiburan pelerai penat sekaligus menunggu waktu pulang; terutama pada bulan Ramadan. Sepanjang bulan suci itu, hiburan yang kerap dilakukan orang banyak adalah ngabuburit.

Dalam buku Ramadhan di Priangan (Tempo Doeloe), Haryoto Kunto menyebut orang Bandung kerap ngabuburit dengan beramai-ramai jalan-jalan ke taman atau lapangan olahraga, berenang dan menangkap ikan di Cikapundung, lalu membersihkan diri di pemandian umum sumur bor dekat alun-alun. Seperti halnya saat ini, alun-alun Bandung memang jadi pusat kegiatan ngabuburit zaman bihari. Selain itu, sampai akhir tahun 1950-an, orang-orang masih bisa ngabuburit naik perahu di Situ Aksan atau Situ Bunjali.

Lepas dari aktivitas-aktivitas itu, keterangan Haryoto mengenai ngabuburit menjelaskan bahwa kegiatan mencari penghiburan selama sore hari sepanjang bulan Ramadhan sudah lama menjadi kebiasaan masyarakat Jawa Barat. (Lebih umum, tentu saja menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia). Namun demikian, lema ngabuburit sendiri baru resmi masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada 2008. Tepatnya pada KBBI Edisi Keempat. Pada halaman 226, kamus itu menyebut ngabuburit (Sd) berarti menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.

Infografik Advertorial Tokopedia

Zaman berganti, aktivitas manusia pun berkembang. Orang-orang Bandung kini tak bisa lagi naik perahu di Situ Aksan atau Situ Bunjali—dua situ (telaga) itu sekarang sudah jadi perumahan. Namun satu hal yang pasti: orang-orang selalu punya beragam cara buat mengisi waktu ngabuburit mereka. Dan untuk hal itu, Tokopedia mengadakan kegiatan #ShakeAjaDulu.

Seperti terbaca dari namanya, program tersebut cukup dilakukan dengan mengunduh aplikasi Tokopedia, lalu shake ponsel pintar saat aplikasi berjalan. #ShakeAjaDulu akan memberikan keseruan yang tak terduga. Waktu untuk melakukannya ialah satu jam (mulai dari jam 5 hingga 6 sore WIB) setiap hari sepanjang bulan Ramadan.

Selain #ShakeAjaDulu, Tokopedia juga mengadakan Ramadan Ekstra, yang memberikan pelbagai tawaran menarik semisal potongan harga (diskon spesial), cashback, gratis biaya pengiriman, dan lain-lain. Dengan demikian, rehat selepas kerja, menunggu beduk magrib, dan berbuka puasa bakal lebih menyenangkan dengan #ShakeAjaDulu Tokopedia secara rutin, baik sendirian maupun bersama teman atau keluarga. Sedang bagi karyawan seperti Bayu dan Arlin yang lebih memilih duduk-duduk di kantor alih-alih keluar ruangan, mengikuti #ShakeAjaDulu tentu menanti saat pulang tak lagi bakal menjemukan.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis