tirto.id - Acara nonton bareng (nobar) debat calon gubernur DKI Jakarta di Rumah Lembang (13/1) makin mengokohkan Ahok di mata pendukungnya. Pada debat yang berlangsung sejak 20.00 – 22.15 tersebut, pasangan calon (paslon) nomor 1 Agus-Sylvi mendapat umpatan, sedangkan pasangan Ahok-Djarot kaya akan dukungan.
Meski ada 3 calon yang akan berdebat, atmosfer persaingan kursi DKI 1 dan 2 sengit terjadi antara pasangan Agus-Sylvi dengan Ahok-Djarot. Pasangan nomor urut 3 Anies-Sandiaga berada di luar arena anteng bertahan di luar pergumulan.
Hal ini sudah terlihat sejak debat dibuka mulai pukul 8 malam. Sorakan bernada negatif membuncah dari mulut para pendukung Ahok-Djarot yang berada di Rumah Lembang. Selain sorakan, beragam macam kata dan frasa mereka keluarkan.
Begitu kamera menyorot Agus Harimurti Yudhoyono – sorakan langsung terdengar di lapangan belakang tempat pendukung Ahok nonton bareng. Begitu kamera menyorot Anies, sorakan tersebut masih terdengar dengan volume yang lebih bersahabat.
Begitu pun ketika Ira Koesno selaku moderator menggoda Agus dengan mengatakan tangannya terasa dingin sekali – pendukung Ahok makin ramai menyoraki Agus. Meskipun mereka tahu – suara mereka tidak akan terdengar sampai tempat sidang di Hotel Bidakara.
Begitu debat dimulai, kata-kata bernada negatif mulai menyeruak : Klasik, bohong, hafalan, ilusi, pret, ga jelas, korupsi, uang mulu, utang mulu, nyiksa orang miskin, duitnya siapa, duit mbahmu, bacot, basi, mati lo, ngapung-ngapung, tukang tipu, Agus sudah belajar? Mungkin Agus pun akan bingung memilih kata yang sesuai dengannya.
Hal ini disebabkan banyaknya program kerja dari Agus-Sylvi yang dinilai tidak masuk akal oleh para pendukung Ahok. Merry mengatakan bahwa jawaban dari calon gubernur nomor 1 hanyalah jawaban bersifat umum dan tidak masuk ke dalam persoalan.
“Bukan ga suka AHY. Kalau yang saya liat sendiri – ada beberapa jawaban calon gubernur yang nomor satu itu jawaban yang bersifat umum. Itu cuma jawaban yang biasa aja gitu loh – tidak spesifik – terus juga dia mengulang jawaban untuk pertanyaan yang lain. Terus pertanyaan yang terakhir, jawabannya beda dengan pertanyaannya – ga nyambung boo, gitu loh,” ujarnya.
Begitu Sylvi ikut angkat bicara – situasi tetap tidak berubah – Sylvi menemani Agus menjadi korban umpatan dari para pendukung Ahok di Rumah Lembang. Kepada Sylvi, pendukung Ahok lebih kreatif dalam berkata-kata : woingapain woi, nyanyi udah nyanyi, korupsi, sinetron, drama, sandiwara, nangis, sok inggiris, seksi-seksi, kayak baca puisi lu. Nasib Sylvi memang tidak jauh berbeda,’kan?
Menurut Supriyatin, warga Jakarta Timur – pasangan calon nomor 1 ini memang wajar untuk menerima hujatan. Tidak Agus – tidak Sylvi, keduanya dinilai kurang berkompeten dalam memaparkan program-programnya.
“Karena tidak masuk apa yang ada dalam program yang mau dibikin sama dia. Programnya ga ada di akal sehat lah. Dia itu selalu mengiming-ngimingi uang. Sedangkan kalau kita ‘kan ga mengiming-imingi uang – tapi : Ayo kita kerja dulu!” tungkasnya.
Di sisi lain, situasi ini juga makin memanas karena komentator yang hadir dalam acara nonton bareng ini. Salah satu yang menambah panas adalah pendapat Alex selaku tim pemenangan Ahok di sela-sela iklan. Alex berpendapat bahwa apa yang diucapkan oleh Agus ini lebih menyerupai sidang skripsi.
Nong Darol Mahmada dari Freedom Institute yang juga menjadi komentor mengeluarkan pandangan yang serupa – tapi ditujukan pada kubu Anies-Sandi.
“Itu pasangan nomor 3 kenapa kayak BNN,” ujarnya setelah Anies membahas masalah narkotika di Jakarta.”Mas Anies menurut saya mencoba mengimbangi dan mencoba memancing reklamasi.”
Penulis: Jay Akbar
Editor: Jay Akbar