tirto.id - Ribuan sopir transportasi online baik pengemudi sepeda motor maupun pengemudi mobil di wilayah Bandung Raya, pada Senin (16/10/2017) berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung.
Dalam aksinya para sopir transportasi online tersebut menuntut kejelasan aturan dari pemerintah daerah terkait regulasi transportasi online di Provinsi Jawa Barat.
"Kita menuntut pemerintahan untuk melegalkan kita. Terus bahasan-bahasan yang kemarin dibicarakan beroperasi sampai tanggal 1 November," kata Koordinator Lapangan Perkumpulan Pengemudi Online Satu Komando Jawa Barat (Posko Jabar) Tezar Dwi Aryanto.
Selain itu, lanjut dia, melalui aksi damai tersebut pihaknya berharap jangan ada lagi kasus intimidasi dari oknum tertentu kepada sopir transportasi berbasis aplikasi.
"Yang penting jangan ada intimidasi dari konvensional dan online. Pemerintah kami harap segera membuat penyataan untuk transportasi online," kata dia, seperti dikutip Antara.
Ia berharap perwakilan massa bisa diterima oleh perwakilan Pemprov Jawa Barat di Gedung Sate Bandung. "Kami berharap diterima oleh perwakilan Pemprov Jabar, kami ingin tuntutan kami diterima agar ke bawah enggak ada perang saudara," kata dia.
Sementara itu, Asosiasi Driver Online Bandung (ADOB) Dedi Hermawan menegaskan ia dan ribuan sopir transportasi online lainnya menuntut agar pemerintah segera menerbitkan aturan atau regulasi untuk mereka.
"Kita ingin pemerintah segera menerbitkan aturan transportasi online. Jangan sampai ada gesekan di lapangan, karena belum ada aturan yg sudah ditetapkan oleh pemeintah," kata dia.
Massa yang rata-rata mengenakan jaket perusahaan transportasi online berwarna hijau dan hitam hingga pukul 12.00 WIB masih memenuhi Jalan Diponegoro Kota Bandung.
Pemerintah akan melakukan dialog dengan para pihak terkait usaha layanan daring (dalam jaringan) dan konvensional untuk menyelesaikan silang sengkarut masalah transportasi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merencanakan dialog tersebut digelar pada 17 Oktober mendatang.
"Kami undang pihak-pihak pemangku kepentingan untuk berdialog secara langsung kepada kami," kata Budi Karya saat menyerahkan bantuan bus di Magelang, Minggu (15/10/2017).
Menurut Budi, layanan transportasi berbasis aplikasi online semestinya menjadi hal yang baik, bukan merugikan banyak pihak. "Transportasi online tempat orang mencari rezeki namun transportasi konvensional juga masih banyak yang mencari nafkah di situ. Hal ini yang nanti kami harmonisasikan," kata Budi Karya.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra