tirto.id - Nilai investasi di Kota Solo hingga Mei 2016 tercatat mencapai Rp3,9 triliun, lebih dari target yang ditetapkan. Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Pemkot Surakarta Toto Atmanto di Solo, Jumat (22/7/2016).
Ia mengatakan tahun ini Pemkot Surakarta menargetkan perolehan nilai investasi Rp2,5 triliun. Penetapan target tersebut mengacu pada realisasi investasi 2015 lalu tercatat Rp2,3 triliun.
"Ya ini baru sampai Mei saja nilai investasi yang berhasil kami catat mencapai Rp3,9 triliun. Artinya sudah melampaui dari yang kita targetkan Rp2,5 triliun," jelasnya.
Toto mengemukakan pertumbuhan ekonomi di bidang reparasi dan perdagangan, seperti jasa servis elektronik paling mendominasi investasi di Kota Bengawan, di mana nilai investasi yang tercatat mencapai Rp1,47 triliun. Sementara sektor transportasi, gudang, dan komunikasi peringkat kedua penyumbang investasi dengan nilai Rp853,6 miliar.
"Sektor perdagangan dan reparasi sebagai penyumbang terbesar investasi tersebut," ujar Toto.
Nilai investasi ini, Toto menambahkan, disusul pertumbuhan hotel dan restoran serta jasa lainnya senilai Rp807 miliar.
Meningkatnya pertumbuhan investasi di Solo tidak terlepas dari kemudahan dalam proses pengurusan perizinan di Pemkot. Hal ini dinilai berdampak positif pada pertumbuhan investasi itu sendiri.
“Nilai investasi ini masih akan terus bergerak hingga akhir tahun nanti,” tegasnya.
Saat ini, Pemkot fokus dalam pengembangan investasi ke wilayah Solo utara. Beragam kemudahan ditawarkan untuk menarik minat investor berinvestasi di wilayah Solo utara.
Beberapa kemudahan itu, di antaranya pembayaran retribusi bisa dilakukan dengan sistem angsuran. Artinya pembayaran retribusi tidak harus langsung dilunasi.
"Kami memberikan kelonggaran kepada investor untuk mengangsurnya. Tapi ada syaratnya, tidak boleh lebih dari satu triwulan," katanya.
Ia mengatakan kebijakan ini hanya diberikan bagi investor yang akan berivestasi di wilayah Solo utara. Sedangkan untuk investasi di Solo tengah dan selatan tidak diberikan tawaran tersebut.
Toto mengakui selama ini pengembangan kota masih terpusat di wilayah Solo tengah dan selatan. Sementara untuk wilayah Solo utara belum banyak dilirik oleh para investor. Padahal beragam kemudahan telah diberikannya.
Ia mengatakan pihaknya terus fokus dalam pengembangan wilayah Solo utara. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo dalam pengembangan Solo utara.
Pemkot tidak ingin membuat kawasan Solo bagian utara seperti Mojosongo dan sekitarnya menjadi kawasan pinggiran.
"Termasuk, kami memberi kemudahan bagi investor yang akan membangun pusat perbelanjaan di Terminal Tirtonadi. Sejauh ini belum ada pengajuan izin SIUP TDP yang masuk ke BPMPT," katanya.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo melarang penambahan mall atau pusat perbelanjaan di kawasan Solo tengah. Pemkot mulai mengarahkan pengembangan ke wilayah Solo utara, seperti kawasan Mojosongo dan sekitarnya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari