Menuju konten utama

Sofyan Sebut Empat Poin Penting Pertumbuhan Ekonomi

Kepala Bappenas Sofyan Djalil menyampaikan empat poin penting yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Yang pertama adalah ketahanan pangan, kedua adalah masalah pendidikan dan kesehatan, ketiga adalah masalah air bersih dan sanitasi, dan yang terakhir adalah masalah kesetaraan gender untuk perempuan dan pengentasan kemiskinan di wilayah marginal.

Sofyan Sebut Empat Poin Penting Pertumbuhan Ekonomi
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Komisi XI Ahmadi Noor Supit (kedua kiri). Antara Foto/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil menyampaikan empat poin penting agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai target yakni sebesar 5,3 persen.

"Pertama, ketahanan pangan dan ini harus sesuai dengan standar. Misalnya, yang paling penting dengan memproduksi pangan secara domestik," kata Sofyan dalam salah satu seminar pada Sidang Tahunan ke-41 Bank Pembangunan Islam (IDB) di Jakarta, Selasa, (17/5/2016).

Selanjutnya yang kedua adalah masalah pendidikan dan kesehatan, kata Sofyan.

"Kesehatan di Indonesia 90 persen sudah dilindungi oleh asuransi dari pemerintah dua sampai tiga tahun ke depan target semua penduduk memiliki asuransi kesehatan," ujarnya.

Sofyan juga menjelaskan, terkait masalah pendidikan sekitar 20 persen dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dialokasikan untuk tujuan pendidikan.

"Itu dilakukan untuk program Indonesia Cerdas dan untuk operasi sekolah anak-anak tidak mampu sehingga mereka dapat subsidi dan biaya langsung ke rekening mereka," ujar Sofyan.

Kemudian yang ketiga, lanjutnya, adalah masalah air bersih dan sanitasi.

"Tahun ini, ada fokus dalam masalah air dan sanitasi sehingga pada 2019 ditargetkan ketersediaan air yang berkesinambungan, misalnya menggunakan energi yang bisa diperbarui," ucap Sofyan.

Terakhir, Sofyan menjelaskan masalah kesetaraan gender untuk perempuan dan pengentasan kemiskinan di wilayah marginal, di mana dua masalah tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan khusus.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menilai bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen masih memungkinkan untuk dicapai hingga akhir 2016. Namun demikian, hal itu memerlukan dorongan, salah satunya adalah dengan percepatan pencairan anggaran.

"Pada kuartal I pencairan anggaran di daerah masih rendah, harus didorong terus mudah-mudahan kuartal III dan kuartal IV bisa lebih baik sehingga untuk mencapai 5,2-5,3 persen masih sesuatu yang mungkin dicapai. Kalau untuk mencapai 5,6 persen saat ini masih terlalu awal," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada peluncuran BINDESIA di Cilangkap, Depok, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2016).

Mirza mengatakan, percepatan pencairan anggaran harus didorong oleh setiap departemen, kementerian dan pemerintah daerah. Sehingga, ada harapan pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih baik pada kuartal II dibandingkan kuartal I yang hanya mencapai 4,92 persen.

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yantina Debora
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara