Menuju konten utama

Soal Retas Email AS, Rusia Bantah Terlibat

Pemerintah Rusia membantah tuduhan terlibat dalam serangan-serangan peretas selama pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.

Soal Retas Email AS, Rusia Bantah Terlibat
Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump melambaikan tangan pada kerumunan yang berkumpul di lobi gedung New York Times di New York, Amerika Serikat, Selasa (22/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Lucas Jackson.

tirto.id - Pemerintah Rusia membantah tuduhan terlibat dalam serangan-serangan peretas selama pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.

"Kami pastinya terus mengesampingkan keterlibatan apa pun dari Moskow dan para pejabat serta lembaga Rusia dalam serangan peretas apa pun," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (9/1/2017), seperti dikutip dari Antara.

Bulan ini komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) mempublikasikan sebagian dari laporan rahasia berjudul "Penilaian Aktivitas dan Maksud Rusia dalam Pemilu baru Amerika Serikat", mengklaim bahwa "Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan dan mempengaruhi kampanye 2016 yang ditujukan ke pemilihan presiden AS."

Laporan itu menyatakan bahwa tindakan Moskow ditujukan untuk "merusak kepercayaan publik dalam proses demokrasi AS" via lembaga pemerintah Rusia, media yang didanai pemerintah, pengguna sosial media bayaran dan para peretas untuk mengamankan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.

Menurut warta kantor berita Xinhua, Peskov mengatakan bahwa tuduhan dalam publikasi komunitas intelijen AS itu tidak berbukti dan disiapkan di "tingkat amatir dan emosional", yang sulit digunakan untuk kerja profesional badan keamanan berkualitas tinggi.

Pada hari sebelumnya, tim Trump mengatakan bahwa Trump menerima temuan komunitas intelijen AS bahwa Rusia berada di belakang serangan siber yang diarahkan ke pemilihan presiden. Tuduhan ini berulangkali disangkal oleh Trump.

Namun Trump mengatakan bahwa tuduhan kegiatan peretasan itu tidak berdampak pada hasil pemilihan umum dan dia tidak secara langsung membenarkan keterlibatan Rusia.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah badan intelijen Amerika Serikat memperoleh bukti kuat keterlibatan Rusia dalam kasus peretasan surat elektronik Komite Nasional Partai Demokrat dan memberikannya kepada WikiLeaks melalui pihak ketiga, menurut tiga pejabat Amerika Serikat pada Rabu (4/1/2017). Bukti kuat itu diperoleh justru setelah pemilihan umum AS selesai.

Beberapa bulan sebelumnya, Amerika Serikat menuding intelijen Rusia di balik peretasan surat elektronik Partai Demokrat. Namun, mereka pada saat itu tidak yakin bisa membuktikan tindakan tersebut, yang dianggap menjadi sebab kegagalan calon presiden Hillary Clinton.

Baca juga artikel terkait RUSIA RETAS EMAIL AS atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Hard news
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri