Indeks Rusia Retas Email As

Kesaksian mantan Direktur FBI James Comey di depan Senat AS disiarkan langsung oleh stasiun TV di Amerika Serikat dan mengundang reaksi umpatan dari Presiden Donald Trump.

Bekas pimpinan FBI menyebut Donald Trump pembohong.

Mantan Direktur FBI James Comey menuduh Presiden AS Donald Trump memang berusaha melemahkan penyelidikan FBI atas dugaan intervensi Rusia dalam Pilpres AS 2016.

Pemerintah Rusia membantah tuduhan terlibat dalam serangan-serangan peretas selama pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.

Pemerintahan baru AS yang dipimpin Presiden terpilih Donald Trump seharusnya mengadopsi garis kebijakan politik luar negeri yang lebih keras terkait kasus peretasan email AS oleh Rusia.

Sejumlah badan intelijen Amerika Serikat memperoleh bukti kuat keterlibatan Rusia dalam kasus peretasan surat elektronik Komite Nasional Partai Demokrat dan memberikannya kepada WikiLeaks melalui pihak ketiga, kata tiga pejabat Amerika Serikat pada Rabu (4/1/2017). Bukti kuat itu diperoleh setelah pemilihan umum AS selesai.

Kepala tim kampanye Hillary menduga orang-orang kepercayaan Donald Trump melakukan persekongkolan dengan para peretas Rusia untuk mempengaruhi hasil Pemilu AS November lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin dipercaya secara pribadi telah terlibat dalam peretasan email orang-orang terdekat Hillary Clinton. Diduga hal itu merupakan bentuk pembalasan dendam Putin kepada Hillary.

Para peretas Rusia berhasil masuk ke dalam email para pejabat tinggi AS selama beberapa bulan, setelah kepala tim kampanye Hillary Clinton melakukan salah ketik. Sebelumnya, ia menerima email penipuan untuk mengubah kata sandi.

Presiden terpilih AS Donald Trump diduga sudah lama mengetahui bahwa Rusia ikut campur dalam Pemilu AS. Namun Trump membantah dan menyebut tuduhan itu sebagai konspirasi.

Drama kemenangan Donald Trump masih berlanjut. Kini, CIA menuduh pemerintah Rusia sengaja meretas email agar Trump menang. Putin mengangkat bahu, dan Trump tetap woles.