tirto.id - Pertandingan leg kedua 32 besar Piala Indonesia antara Persib vs Persiwa (Persaruan Sepak Bola Wamena) yang harusnya berlangsung Senin (4/2/2019) kemarin resmi ditunda. Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh PSSI lewat surat bernomor 394/AGB/49/II-2019.
Keputusan ini sendiri diteken setelah mereka menerima surat permohonan penundaan yang diajukan Persib, dua hari sebelumnya.
Persiwa merasa dirugikan karena pengunduran jadwal yang diajukan Persib kelewat mendadak. Persib juga dinilai melanggar aturan. Persiwa lantas mengajukan protes ke PSSI lewat surat bernomor 030/PERSIWA/PI/II/2019.
Mereka mengacu ke Regulasi Piala Indonesia di Pasal 8 ayat (6). Di sana disebutkan: "Klub tuan rumah dari pertandingan tertentu hanya dapat mengajukan permohonan perubahan jadwal pertandingan atas dasar tidak diperolehnya izin pelaksanaan pertandingan dari kepolisian, selambat-lambatnya tujuh (7) hari sebelum hari pertandingan yang telah ditetapkan PSSI, untuk selanjutnya mendapat persetujuan atau penolakan PSSI."
Dalam surat yang sama Persiwa juga menuntut agar Persib dihukum kalah Walk Over (WO).
"Kami meminta PSSI dapat menjatuhkan hukuman kepada Persib Bandung karena gagal menyelenggarakan pertandingan dengan hukuman dinyatakan kalah Walk Out (WO) atau didiskualifikasi dari Piala Indonesia 2018. Dan kami juga mengalami kerugian secara materi dan mental pemain," tulis Persiwa.
Respons PSSI
Kepada Tirto, Direktur Media dan Promosi Digital PSSI, Gatot Widakdo, memberi sinyal bahwa PSSI tidak akan menjatuhkan sanksi WO kepada Persib.
"Enggak WO, karena Persib berupaya. Kami mempertimbangkan, ternyata mereka sudah dapat izin awalnya, sudah bentuk panpel juga. Masak di-WO? Soalnya kasihan. Kami juga melihat apakah ini murni kesalahan [Persib] atau bukan," ucap Gatot, Senin (4/1/2019) siang.
Menurut Gatot, PSSI punya dasar atas keputusan ini. Ia menuturkan bahwa awalnya Persib sudah hampir pasti bisa menggelar laga kandang lawan Persiwa di Stadion GBLA.
"Jadi Persib sudah mengajukan sewa [stadion] 25 Januari, tanggal 28 itu ada jawaban OK dari Dispora," ujar Gatot.
Dari persetujuan itu, Persib dan stakeholder terkait melaksanakan rapat untuk menyusun panitia pelaksana (panpel) pertandingan. Akan tetapi, pada rapat yang berlangsung tanggal 1 Februari 2019 itu, tiba-tiba yang terjadi adalah izin tidak diberikan oleh pihak berwajib.
Salah satu pertimbangan tidak munculnya izin adalah kondisi infrastruktur stadion yang dinilai tidak cukup menjamin keselamatan penonton.
Perkembangan negatif ini, menurut Gatot, bukan kesalahan yang dilakukan Persib secara sengaja.
"Soalnya harus dilihat juga, apakah ini murni kesalahan Persib atau tidak," tandasnya.
Persib Harus Jadi Contoh
Yang menarik dari fenomena laga Persib vs Persiwa adalah sikap sebagian Bobotoh--sebutan untuk suporter Maung Bandung. Banyak dari mereka meminta agar aturan ditegakkan dan Persib diperlakukan sesuai regulasi yang ada.
Suara ini salah satunya muncul dari komunitas Viking Frontline. Anky, salah satu perwakilan komunitas tersebut, meminta agar PSSI bersikap dewasa dan menegakkan aturan tanpa pandang bulu.
"Kalau kami melihat seharusnya sesuai regulasi. Jangan karena [Persib] punya nama besar bisa diperlakukan berbeda. Regulasi harus dijalankan," kata Anky kepada reporter Tirto.
Suporter ingin Persib jadi contoh klub yang menjunjung tinggi aturan yang berlaku, meski pada akhirnya mereka dirugikan.
Viking Frontline juga menyoroti sikap manajemen Persib yang terkesan melakukan upaya untuk mengakali regulasi. Tahun 2017 lalu, dalam sebuah aksi demonstrasi di kantor Persib, suporter sempat menuntut beberapa poin yang harus dilaksanakan klub, di mana salah satunya adalah tuntutan untuk tidak berupaya mengakali regulasi.
"2017 kami pernah demo, jangan mainkan regulasi. Jangan karena bos-bosnya sama regulasi diakali. Kalau harus WO ya sudah WO saja," imbuhnya.
Andai pada akhirnya Persib mendapat 'perlakuan istimewa' dan laga leg kedua tetap dihelat di tanggal lain, Anky dan sebagian rekannya di Viking Frontline siap menunjukkan protes dengan tidak hadir ke stadion.
"Kalau dukungan pertandingan, kami tidak akan datang [lawan Persiwa]. Udah enggak usah datanglah. Malu kalau seperti ini," imbuhnya.
Meski demikian, Anky menggarisbawahi jika ia dan rekan-rekannya di Viking Frontline sama sekali tidak melarang Bobotoh apabila akan tetap hadir ke Stadion untuk mendukung Persib.
"Karena Bobotoh kan banyak. Komunitas suporter banyak. Bukan cuma kami," pungkas Anky.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Rio Apinino