tirto.id - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko mengklaim kalau ada kelompok yang justru ingin mengganggu di Papua. Hal itu yang membuat konflik separatis Papua terus berlanjut.
"Ada upaya yang sistematis dari pihak kelompok bersenjata untuk, satu, menekan dan meneror kepada masyarakat. Kenapa demikian, karena masyarakat tidak boleh sejahtera," kata Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Moeldoko mengatakan, Jokowi tidak menggunakan pendekatan keamanan, tetapi lebih pada kesejahteraan. Pemerintah membangun beragam infrastruktur. Kedua adalah membangun kesejahteraan ekonomi dengan BBM satu harga.
Di saat yang sama, Moeldoko juga menyampaikan 5 poin baru pembangunan Papua menuju Otonomi Khusus Papua yang kedua. Berdasarkan Keppres 20 tahun 2020, pemerintah fokus pada 5 hal, yakni transformasi berbasis wilayah adat, kualitas lingkungan hidup dan ketahanan bencana, perwujudan SDM unggul, inovatif dan berkarakter.
Kemudian pembangunan infrastruktur yaitu infrastruktur dasar dan persoalan ekonomi serta terakhir adalah tata kelola pemerintahan dan keamanan yang menghormati hak.
"Lima hal itulah sebuah kerangka yang ingin diwujudkan dalam upaya menuju percepatan Papua yang semakin sejahtera," kata Moeldoko.
Moeldoko mengatakan, pendekatan kesejahteraan penting dilakukan agar pengaruh kelompok bersenjata menjadi sempit. Namun, klaim Moeldoko, masyarakat justru ditumbalkan demi menekan kesejahteraan tersebut.
"Contohnya apa jalan yang sedang dibangun ya diganggu, dan bahkan berapa orang yang menjadi korban, itu salah satu indikator. Masih ada pembakaran sekolah. Itu indikator karena tidak menginginkan masyarakatnya menjadi berpihak kepada TNI-Polri," kata Moeldoko.
Moeldoko menuturkan, pemerintah tidak bisa diam dengan aksi kelompok bersenjata. Ia menerangkan, pemerintah menerjunkan TNI-Polri demi menjaga keamanan dan ketertiban.
"Kita ke sana bukan dalam rangka apa, dalam rangka melindungi masyarakat, jangan sampai mereka hidupnya menjadi tidak tenteram, tidak aman dan seterusnya," kata Moeldoko.
"Karena apa? Karena di Papua itu bukan hanya masyarakat Papua tapi juga berbagai masyarakat ada di sana maka tugas negara untuk melindungi semuanya," tutur Moeldoko.
Oleh karena itu, Moeldoko membantah kalau pemerintah Indonesia mengedepankan pendekatan keamanan dalam menyelesaikan konflik Papua.
"Jadi jangan salah bahwa pendekatan selama ini dititikberatkan pada pendekatan kesejahteraan. Itu lebih diutamakan daripada pendekatan keamanan," kata Moeldoko.
Hingga saat ini, permasalahan Papua menjadi sorotan. Setiap tanggal 1 Desember, sejumlah warga Papua merayakan hari kemerdekaan Papua Barat. Dalam perayaan tersebut mereka selalu menyuarakan mengenai hak referendum Papua.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri