tirto.id - Moderator debat Pilkada Ira Koesno melemparkan pertanyaan kepada pasangan calon gubernur DKI Jakarta, ia mempertanyakan sikap cagub dalam membuat RAPBD seminimal mungkin, tapi terhambat oleh DPRD.
Menanggapi hal itu, calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku bisa bekerjasama dengan DPRD. Ia mengatakan yang penting hanyalah soal transparansi. Ahok mengatakan bahwa pihaknya juga punya program e-Musrenbang hingga smart city
“Bagi kami tidak terlalu susah karena kami mengalami sendiri, dan yang paling penting adalah bagaimana kita membuat transparansi,” kata Ahok dalam debat pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Rabu (12/4).
Terkait dengan kerjasamanya dengan DPRD, Ahok menyampaikan tidak semua anggota dewan yang jahat, tetapi ada juga yang baik. “Hanya oknum tertentu saja yang ada kepentingan,” kata Ahok.
Dia juga sempat menceritakan ketegangannya dengan DPRD DKI di tahun 2015. Ahok mengatakan ketika tidak ada kesepakatan dengan DPRD, Ahok lalu menggunakan aturan yang mengizinkan kepala daerah boleh mengeluarkan pergub.
Debat kali ini bertema besar “Dari Masyarakat untuk Jakarta: Kesenjangan dan Keadilan Sosial, Penegakan Hukum dan Bonus Demografi” dan dibagi lagi menjadi lima subtema yakni isu transportasi, tempat tinggal, reklamasi, pelayanan Publik (pendidikan dan kesehatan) dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Selama 120 menit, acara debat akan dibagi dalam 6 segmen. Segmen pertama akan diisi perkenalan para paslon, segmen kedua akan mendengarkan pertanyaan panelis dan dijawab oleh para paslon. Segmen ketiga berisi tentang tanya jawab dari komunitas kepada para paslon. Segmen keempat berisi tentang saling respon tanggapan para paslon terhadap jawaban segmen ketiga. Segmen kelima debat murni antar-paslon. Terakhir, segmen keenam sebagai segmen closing statement dari para paslon.
Panelis debat kali ini antara lain Dosen Universitas Indonesia Imam Prasodjo, Dekan Fakultas Bahasa & Seni Universitas Negeri Jakarta Aceng Rahmat, Dosen Universitas Trisakti Yayat Supriyatna, Direktur Institute For Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto