tirto.id - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyambut baik rencana penggunaan kamera tubuh bagi anggota Polri. Akan tetapi, ia menilai yang paling penting saat ini adalah penguatan integritas seluruh anggota kepolisian.
“Itu hanya sekadar alat, yang semuanya tergantung kepada mentalitas personel (Polri),” kata Bambang kepada reporter Tirto, Senin (3/1/2022).
Bambang mengatakan alat seperti itu bisa dinyalakan dan dimatikan dengan mudah. Namun, kata dia, ketika anggota Polri memiliki integritas kuat maka tanpa kamera tubuh pun mereka akan bertugas dengan profesional.
“Tapi dengan adanya kamera itu mengurangi pelanggaran dan sebagai upaya pencegahan itu bagus,” kata dia.
Polda Metro Jaya akan menjadi percontohan penggunaan kamera tubuh bagi anggota kepolisian.
“Targetnya tahun ini. Polda Metro sebagai percontohan dan prioritas,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, kepada Tirto, Senin.
Akan tetapi, Dedi tak merinci kapan kebijakan itu mulai dilaksanakan. “Saya cek dahulu apakah bulan depan sudah siap.”
Penggunaan kamera tubuh ini, menurut Juru Bicara Kompolnas Poengky Indarti, sangat bagus untuk mengawasi kinerja polisi di lapangan agar tidak melakukan penyimpangan.
“Misalnya agar tidak melakukan kekerasan berlebihan atau tidak melakukan pungli, serta bertindak arogan. Penggunaan kamera tubuh merupakan bentuk akuntabilitas dan transparansi Polri, serta menunjukkan Polri yang modern,” kata dia kepada reporter Tirto, Minggu (2/1/2022).
Kepolisian di negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, serta negara Asean seperti Singapura, Malaysia dan Filipina juga sudah menggunakan kamera tubuh.
Kompolnas berharap penggunaan alat tersebut membuat Polri menjadi lebih presisi, sehingga cita-cita reformasi kultural menjadi polisi yang humanis, profesional dan menghormati HAM segera terwujud.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Gilang Ramadhan