Menuju konten utama
Solusi Polusi Udara di Jakarta

Soal Ide Pemprov DKI, Greenpeace: Masak Hanya Bagikan Lidah Mertua?

Greenpeace mengatakan ide Pemprov DKI membagikan lidah mertua gratis bukan solusi yang tepat untuk mengurangi pencemaran udara di Jakarta.

Soal Ide Pemprov DKI, Greenpeace: Masak Hanya Bagikan Lidah Mertua?
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019). Berdasarkan data "Air Quality Index" pada Senin (8/7/2019) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membagikan tanaman lidah mertua secara gratis sebagai solusi mengurangi polusi udara di Jakarta. Gubernur Anies Baswedan mengatakan, meski bukan satu-satunya cara yang akan ditempuh, namun ia berharap tanaman ini bisa membantu mengurangi polusi.

Namun, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu mengatakan ide tersebut bukan solusi yang tepat untuk mengurangi pencemaran udara di Jakarta.

Menurut dia, langkah tersebut memang tidak salah karena menurut Badan Aeronautika tanaman lidah mertua memang menyerap racun di udara.

"Tapi masak iya solusinya hanya bagi-bagi lidah mertua?" kata Bondan di Jakarta, Selasa (23/7/2019), seperti dikutip Antara.

Menurut Bondan, pencegahan polusi udara harus dilakukan dari sumber di mana tempat pencemaran berasal.

“Cerobong-cerobong yang masih mengeluarkan asap, knalpot-knalpot yang masih mengeluarkan gas buang berwarna hitam, sampah yang masih dibakar mau diapakan?” lanjut dia.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 75 persen pencemaran udara berasal dari transportasi darat, sembilan persen dari pembangkit listrik dan pemanas, delapan persen dari industri, dan delapan persen dari domestik.

Bondan kemudian mempertanyakan: berapa persen target pengurangan pencemaran udara yang ditetapkan Pemprov DKI untuk mewujudkan udara Jakarta yang lebih bersih pada 2030?

"Lalu berapa anggaran yang disiapkan untuk menurunkan persentase emisi transportasi, industri, pembakaran sampah di Jakarta?"

Pohon Lebih Baik dari Lidah Mertua

Di sisi lain, pakar tanaman hutan kota Prof. Endes N Dahlan mengatakan tanaman seperti lidah mertua memang bisa menyerap polusi udara, tapi tidak sebagus dan seefektif tanaman pepohonan.

"Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa, tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya," kata dia.

Menurut dia, pohon mampu menyerap polutan lebih tinggi karena daunnya lebih banyak. "Semua daun bisa menyerap dan menjerap. Tapi jumlah daunnya banyak tidak? Luas tidak?"

Selain itu, kata dia, pohon yang daunnya lebar dan berdaun banyak seperti trembesi juga memiliki kemampuan tinggi menyerap pencemar berupa gas dan menjerap polutan yang berbentuk debu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tanaman lidah mertua bisa mengurangi polusi udara di Jakarta. Ia pun membenarkan wacana Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Darjamuni, untuk memasang tanaman lidah mertua di gedung-gedung perkantoran di Jakarta.

Namun, Anies menekankan bahwa program penanaman lidah mertua itu bukan satu-satunya cara yang akan ditempuh oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi polusi udara.

"Apakah ini satu-satunya? tentu tidak. Jadi itu bagian dari usaha kami. Semua yang bisa kami kerjakan insyaallah kami kerjakan. Nama-nama tanaman dan lain-lain itu biar dinas kehutanan saja," kata Anies.

Baca juga artikel terkait POLUSI UDARA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Maya Saputri