tirto.id - Pemerhati masalah Laut Timor, Ferdi Tanoni meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) belajar dari kasus Laut Timor terkait rencana pembangunan fasilitas kilang gas abadi di Blok Masela. Pasalnya, kilang yang dibangun di laut lepas (offshore) tersebut justru merugikan pemerintah Timor Leste.
“Kita harus belajar dari kasus laut Timor yang mana sesuai informasi yang saya dengar katanya kilang minyak yang dibangun di laut lepas justru merugikan pemerintah Timor Leste,” ujarnya, di Kupang, Kamis (10/3/2016).
Penulis buku Skandal Laut Timor, Sebuah Barter Politik Ekonomi Canberra-Jakarta mengatakan, dari informasi yang ia peroleh kilang minyak di perairan Timor Leste itu justru hasilnya dimanipulasi oleh perusahaan tersebut dengan tidak memberikan data secara pasti, berapa jumlah hasil dari kilang minyak per tahunnya.
Kasus ini, lanjut dia, jangan sampai terjadi bagi Indonesia karena dampaknya bisa dipastikan sama dengan kasus yang terjadi di laut Timor.
“Jangan sampai produksi yang terjadi di tengah laut itu bisa saja terjadi penipuan oleh perusahaan minyak. Misalnya produksinya dalam sehari 10 barel, tetapi saat laporan ke kita hanya lima barel. Ini kan akan merugikan pemerintah Indonesia,” ujarnya menegaskan.
Menurut Ferdi, pembangunan kilang di offshore dalam jangka pendek memang lebih menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang justru akan merugikan bangsa Indonesia. Pasalnya, lanjut dia, biaya pembangunan kilang di laut juga akan ditanggung Pemerintah RI melalui mekanisme cost recovery.
"Jika biaya perawatan dan cost recovery-nya lebih mahal, maka ini juga akan berpengaruh kepada keuntungan Indonesia,” ujarnya.
Untuk itu, Ferdi menilai akan lebih baik jika kilang tersebut dibangun di darat (onshore), sehingga pemantauan dan lapangan pekerjaan bisa terbuka bagi masyarakat, khususnya masyarakat di wilayah Indonesia Timur seperti NTT, NTB dan Maluku.