tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis survei terbaru terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Konteks yang dipakai pada survei kali ini berkaitan dengan perilaku pemilih di media sosial. Survei dilakukan pada tanggal 27 Februari sampai 3 Maret 2017 di Jakarta secara tatap muka terhadap 440 responden. Survei ini memakai metode multistage random sampling dengan margin error 4,8 persen.
Dari riset ini diketahui bahwa hampir 58,90 persen responden aktif mencari informasi terkait pilkada di medsos. "Pengaruh media sosial terasa semakin kuat karena pengguna ini mengaku bahwa mayoritas mereka tetap mengikuti perkembangan pilkada meski di hari tenang menjelang pencoblosan," kata Peneliti LSI, Rully Akbar di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (21/3/2017)
Dari beberapa medsos yang LSI kaji, Facebook merupakan medsos yang paling populer dan paling banyak digunakan. Responden yang mengaku memiliki akun Facebook sebesar 57,80 persen. Di bawahnya ada Instagram dengan 39,30 persen dan Twitter di urutan ketiga dengan angka 17,20 persen.
Dari dua platform media sosial yang meraup massa terbanyak yaitu Facebook dan Instagram, persentase pendukung nomor urut tiga Anies Baswedan - Sandiaga Uno ternyata lebih banyak ketimbang pendukung Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saeful Hidayat.
Pada pemilih yang menggunakan Facebook, 47.58 diantaranya memilih Anies-Sandiaga, sedangkan 43, 93 persen memilih Ahok-Djarot dan 8.49 persen tidak menjawab atau tidak tahu. Sedangkan di Instagram, margin selisih Anies-Sandi dan Ahok-Djarot cukup besar mencapai 9,26 persen. Pendukung Anies-Sandiaga mencapai 49,99 persen sedang Ahok-Djarot hanya 40.73 persen, 9.28 persen memilih tidak menjawab.
Platform Twitter jadi satu-satunya andalan Ahok-Djarot di media sosial. Sebanyak 53,34 persen mereka yang mencari informasi pilkada di Twitter mendukung Ahok-Djarot. Anies-Sandiaga hanya kebagian 39.33 persen saja, sedangkan 7.33 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Meski unggul dengan margin cukup jauh, berkisar 14 persen, namun kemenangan di Twitter ini tentu tak bisa dibanggakan mengingat persentase pengguna twitter yang memantau isu pilkada amatlah kecil jika dibandingkan dengan Instagram atau Facebook.
Mungkin kini sudah saatnya Kurawa dan kawan-kawannya mengalihkan pertarungan soal Pilkada ini ke Facebook dan Instagram.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan