Menuju konten utama

Situasi Koalisi KIB: Mungkinkah Nasdem Gabung PPP, Golkar & PAN?

Mengenal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dari Golkar, PAN & PKS, mungkinkah Nasdem ikut bergabung?

Situasi Koalisi KIB: Mungkinkah Nasdem Gabung PPP, Golkar & PAN?
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) saat bertemu di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (1/2/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/nym.

tirto.id - Para pemimpin partai sedang gencar-gencarnya melakukan safari politik untuk menjalin koalisi, tak terkecuali Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang menyambangi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto baru-baru ini.

"Hari ini adalah silaturahmi dua partai dan partainya sama-sama dari pendukung Joko Widodo dalam dua periode,” kata Airlangga, 1 Februari 2023 di Kantor DPP partai Golkar seperti dikutip Antara News.

Saat ini, Golkar bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sedangkan Nasdem, sebagai partai pengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024, masuk dalam Koalisi Perubahan bersama PKS dan Demokrat.

Tujuan dari safari politik itu untuk membangun koalisi agar bisa mengusung calon presiden di Pemilu 2024. Menurut aturan ambang batasnya, gabungan partai politik harus mampu mengumpulkan minimal 20 persen atau 115 kursi di DPR.

Apabila Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sudah sah dan diresmikan, maka koalisi itu berhasil mengumpulkan 148 kursi, dengan rincian: Golkar punya 85 kursi, PAN memegang 44 kursi dan PPP punya 19 kursi.

Artinya ketiga partai itu memenuhi syarat dalam mengusung calon presiden karena melampaui ambang batas 20 persen.

Sedangkan apabila Koalisi Perubahan resmi disahkan, maka koalisi itu cukup untuk mengusung calon presiden karena mengumpulkan 163 kursi. Dengan rincian, Nasdem memegang 59 kursi, Demokrat memegang 54 kursi dan PKS memegang 50 kursi.

Mungkinkah Nasdem Gabung dalam KIB?

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menjelaskan koalisi yang dibangun masih bersifat cair karena ada komunikasi tertutup di luar koalisi yang sudah terbentuk.

Menurut Arsul, partai yang sudah tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih belum matang. Di luar koalisi, kata dia, para ketua umum partai masih bisa berkeliling untuk menjalin komunikasi dan memperoleh kepentingannya masing-masing.

"Ada komunikasi yang saya kira sifatnya tertutup dan tidak bisa saya sebut juga. Antar pimpinan yang ada di KIB juga ada yang melakukan komunikasi dengan partai di luar KIB," tutur Arsul.

Apa yang disampaikan Arsul ini terjadi antara Partai Nasdem dan Golkar. Kedua partai terlibat saling mengunjungi markas.

Dalam kunjungan ke kantor DPP Partai Golkar, Surya Paloh ditemani Sekjen Partai Nasdem, sekaligus menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.

Begitu pula dengan kunjungan Airlangga Hartarto ke Nasdem Tower yang ditemani oleh Sekjen Golkar Lodewijk Paulus.

“Saya meninjau kantor Nasdem yang luar biasa, pada beberapa waktu lalu. Sehingga hari ini, saya menunjukkan kepada Pak Surya Paloh, bahwa Partai Golkar juga mempunyai kantor yang fungsional,” tutur Airlangga seperti dikutip Antara News.

Salah satu agenda pembahasannya adalah situasi menjelang perhelatan Pemilu pada tahun 2024 mendatang. "Sebenarnya banyak yang dibicarakan. Namun ada hal yang harus disimpan serta bisa dikonsumsi untuk publik," ucap Airlangga.

Ketika ditanya apakah Nasdem akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar, PAN dan PPP, Surya Paloh tidak menepis hal itu.

Namun demikian, dia juga menawarkan Golkar agar ikut dalam Koalisi Perubahan yang saat ini beranggotakan Nasdem, Demokrat dan PKS.

"Apakah mungkin bergabung dengan KIB? Ya mungkin, KIB juga mungkin untuk bergabung dengan Nasdem," kata Surya Paloh.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Sulthoni

tirto.id - Politik
Kontributor: Sulthoni
Penulis: Sulthoni
Editor: Alexander Haryanto