Menuju konten utama

Sinopsis Film Sorry We Missed You: Potret Gig Economy dalam Sinema

Sinopsis Sorry We Missed You tentang kondisi pekerja yang hak-haknya terancam di tengah gencarnya pertumbuhan gig economy. Berikut ulasan singkat film ini.

Sinopsis Film Sorry We Missed You: Potret Gig Economy dalam Sinema
Poster Film Sorry We Missed You. foto/Imdb

tirto.id - Sinopsis film Sorry We Missed You mengisahkan perjuangan pekerja bernama Ricky Turner sebagai kurir pengantar paket. Film ini berusaha memotret kondisi kelas pekerja masyarakat kontemporer di Newcastle, Inggris.

Digarap oleh sutradara British Ken Loach dan ditulis oleh Paul Laverty, film independen yang dirilis pada 2019 ini berhasil menyita perhatian. Loach merupakan sutradara yang mengemas apik kritik sosial dalam karyanya. Berbagai isu sosial seperti kemiskinan dan hak tenaga kerja turut diangkat dalam film garapannya.

Melalui film Sorry We Missed You, Loach mengajak penonton untuk menilik kondisi pekerja di tengah gig economy yang lekat dengan kerentanan.

Film berdurasi 100 menit ini dibintangi oleh Kris Hitchen, Debby Honeywood, Rhys Stone dan Katie Proctor. Bertemakan keluarga, Sorry We Missed You menjadi salah satu nominasi dalam Festival Film Cannes untuk merebutkan piala bergengsi Palme d’Or. Menurut laman IMDb, film ini mendapatkan penilaian sebesar 7,6/10 dari 16 ribu pengulas.

Sinopsis Film Sorry We Missed You

Ricky Turner baru saja kehilangan pekerjaannya sebagai pekerja konstruksi. Rentetan pekerjaan kerah biru yang telah dilakukannya belum cukup melunasi hutangnya sejak krisis finansial tahun 2008.

Abbie, istri Ricky, merupakan seorang perawat kontrak bagi penyandang disabilitas dan lansia. Keduanya berjuang untuk menghidupi anak mereka, yaitu Seb dan Liza Jane.

Ricky kemudian membuka bisnis franchise di bidang pengiriman paket yang menuntutnya untuk memiliki mobil pribadi dengan harga tinggi.

Manajer dari perusahaan induknya, Maloney, menegaskan bahwa Ricky tidak akan mendapatkan tunjangan pekerja dan harus memenuhi target pengiriman perusahaan. Ini memulai kisah Ricky yang terjebak dalam lingkaran eksploitasi pekerja dalam gig economy.

Ricky meminta Abbie untuk menjual mobilnya demi membeli mobil van. Namun, itu tidak berhasil memudahkan pekerjaan Ricky. Peraturan yang diterapkan perusahaan semakin mencekik Ricky. Pasalnya, sistem denda dan sanksi yang didapatkannya semakin menumpuk hutangnya terhadap perusahaan.

Keadaan tersebut semakin mengharuskan Ricky untuk bekerja keras tanpa henti. Ia juga harus bekerja selama 13 jam sehari dengan gaji yang rendah. Penggunaan teknologi pelacakan dari perusahaan mengancamnya untuk selalu berada dalam mobil. Bahkan, Ricky tidak dapat berhenti untuk sekadar buang air karena akan memakan waktu.

Bukan hanya itu, masalah juga menyerang keluarga Ricky. Seb, anak pertamanya, terlibat dalam vandalisme yang berakibat kepada penangkapan. Hubungan orang tua dan anak dalam keluarga Ricky semakin dipertaruhkan sebagai dampak dari pekerjaannya.

Tuntutan kerja yang diterima Ricky dan Abbie semakin memperburuk hubungan keluarga mereka. Jam kerja tanpa jeda dan hutang yang tak berujung telah merenggut kehidupan Ricky dan keluarganya.

Kisah dalam film ini juga turut menggambarkan kondisi keluarga pekerja di Britania Raya. Film Sorry We Missed You menyiratkan kritik Loach terhadap pemerintah sekaligus masyarakat terhadap isu pekerja. Ricky dan Abbie menggambarkan pekerja yang hak-haknya terancam di tengah gencarnya pertumbuhan gig economy.

Berikut trailer film Sorry We Missed You:

Baca juga artikel terkait SORRY WE MISSED YOU atau tulisan lainnya dari Salsabella Adista Trisnu Pramesti

tirto.id - Film
Kontributor: Salsabella Adista Trisnu Pramesti
Penulis: Salsabella Adista Trisnu Pramesti
Editor: Ibnu Azis