tirto.id - Sinopsis film Microhabitat tentang perjuangan seorang perempuan untuk mempertahankan sesuatu yang dicintainya hingga perlu mengorbankan hal penting lainnya.
Miso, protagonis dalam film Microhabitat garapan Jeon Go-Woon, melakukan hal tersebut. Melalui kacamata karakter utama yang diperankan oleh Esom, Go-Woon membawa penonton menyalami kehidupan masyarakat Korea Selatan.
Film berdurasi 100 menit ini berhasil menyentuh berbagai isu yang mengakar di masyarakat Korea Selatan melalui karakter-karakternya, seperti kesehatan mental, feminisme, hingga alkoholisme ditonjolkan secara tersirat.
Akibat keunikan alur ceritanya, film drama independen ini berhasil membawa Go-Woon menjadi sutradara baru yang menuai berbagai penghargaan. Go-Woon berhasil merebut penghargaan bergengsi Blue Dragon Awards dan Women in Film Korea Festival.
Pada tahun 2018, film Microhabitat meraih sejumlah penghargaan, di antaranya Best Independent Film dalam Florence Korea Film Fest dan Eleven Best Films of the Year dalam Korean Association of Film Critics Awards.
Film Microhabitat dirilis pada tahun 2018 diputar sebagai pembuka dalam London Korean Film Festival (LKFF). Dikutip dari laman IMDb, film ini mendapatkan rating sebesar 7,4 dari 10 berdasarkan lebih dari seribu pengulas di situs tersebut.
Sinopsis Film Microhabitat
Miso adalah seorang perempuan muda yang menghidupi dirinya melalui pekerjaan harian sebagai asisten rumah tangga (ART) dengan penghasilan sangat kecil. Ia terjebak dalam kemiskinan sehingga tinggal di apartemen kecil tanpa penghangat.
Miso mengalami depresi berat yang menyebabkan dirinya bergantung pada alkohol dan rokok. Menurutnya, ia hanya butuh tiga hal yang dicintainya untuk hidup, yaitu alkohol, rokok, dan kekasihnya, Hansol (Ahn Jae-Hong), yang sedang meniti karier sebagai komikus.
Kendati hidup sederhana, Miso tidak dapat melepaskan gaya hidup konsumtifnya. Ketika kebijakan pemerintah Korea Selatan berdampak terhadap kenaikan harga, Miso menemui kesulitan.
Di sisi lain, penghasilan Miso sebagai ART tidak mengalami kenaikan. Akibatnya, Miso memilih untuk mengorbankan tempat tinggalnya alih-alih meninggalkan gaya hidupnya. Miso tak lagi memiliki tempat tinggal.
Miso kemudian menghubungi teman-teman lamanya dengan harapan mendapatkan bantuan untuk menumpang. Namun, mereka telah memiliki cerita hidup masing-masing.
Teman-teman Miso menolak untuk memberinya tempat tinggal meski beberapa lainnya memberinya tumpangan dalam waktu singkat. Hal ini yang bikin Miso memulai perjalanan nomaden selama hidupnya.
Mengetahui hal tersebut, Miso tetap bersikeras untuk memaksakan gaya hidupnya. Ia menolak untuk menyerahkan rokok dan alkohol yang membebaskannya dari realita yang menyakitkan.
Selama hidup nomaden dengan menumpang, Miso menemukan hal-hal baru bahwa teman-teman yang pernah berbagi tawa dengannya kini telah terjerat dalam lingkaran materi.
Microhabitat menyuguhkan kritik tersirat terhadap masyarakat Korea Selatan melalui masalah yang dihadapi Miso dan teman-temannya. Mulai dari masalah finansial, keluarga hingga konstruksi sosial yang dipaksakan.
Film ini secara khusus menyorot kehidupan anak muda yang terbebani oleh ekspektasi dan tuntutan dari masyarakat. Karakter Miso merupakan simbol dari perlawanan akan tuntutan tersebut.
Berikut trailer film Microhabitat:
Penulis: Salsabella Adista Trisnu Pramesti
Editor: Ibnu Azis