Menuju konten utama

Sinopsis Film Sokola Rimba untuk Peringati Sumpah Pemuda 2022

Sinopsis film Sokola Rimba sarat akan cerita kemanusiaan dan pendidikan serta perjuangan pemuda untuk mewujudkan cita-citanya. 

Sinopsis Film Sokola Rimba untuk Peringati Sumpah Pemuda 2022
Cuplikan Film Sokola Rimba. youtube/Miles Films

tirto.id - Sinopsis film Sokola Rimba tentang kisah Butet yang meninggalkan kariernya yang tengah menanjak demi mengajar baca tulis pada anak-anak di sebuah suku pedalaman. Jalan cerita film ini yang mengusung semangat perjuangan cocok untuk ditonton saat memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang.

Sokola Rimba adalah sebuah film Indonesia produksi tahun 2013 karya sutradara kenamaan Riri Riza serta produser Mira Lesmana. Berdurasi 1 jam 30 menit, film yang sarat akan kemanusiaan dan pendidikan ini mengangkat kisah nyata dari Butet Manurung bersama suku Anak Dalam.

Dibintangi oleh Prisia Nasution, Rukman Rosadi, Nadhira Ulya, dan Nyungsang Bungo, Sokola Rimba meraih 3 trofi dan 12 nominasi ajang penghargaan film, seperti ditulis IMDb. Trofi-trofi tersebut seperti Best Adapted Screenplay dalam FFI 2014, Best Feature Film dalam Fukuoka International Film Festival 2014 dan Maya Awards 2013.

Dirilis 21 November 2013 atau 9 tahun lalu, Sokola Rimba kini dapat disaksikan secara streaming melalui platform Prime Video dan Genflix. Untuk dapat menyaksikannya Anda perlu membeli paket terlebih dahulu dengan harga dan tarif bervariasi berdasarkan jangka waktu berlangganan.

Berikut trailer film Sokola Rimba:

Sinopsis Film Sokola Rimba

Butet Manurung (Prisia Nasution) bekerja di lembaga konservasi di wilayah Jambi sudah hampir 3 tahun. Di sana, Butet menemukan hidup yang dia inginkan: mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada suku anak dalam (Orang Rimba) di hutan Bukit Duabelas.

Pada suatu waktu Butet terserang malaria. Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo), seorang anak tak dikenal menyelamatkannya. Rumah Bungo 7 jam perjalanan dari tempat Butet mengajar. Ternyata, selama ini dia memperhatikan Butet saat mengajar membaca dan menghitung.

Motif Bungo melakukannya lantaran ingin belajar membaca untuk dapat memahami isi surat perjanjian. Sebuah kertas perjanjian yang telah dicap jempol oleh kepala adatnya, berisi tentang persetujuan orang desa mengeksploitasi tanah adat mereka.

Pertemuan dengan Bungo membuat wilayah kerja Butet meluas. Akan tetapi, keinginannya tidak direstui oleh tempatnya bekerja, termasuk kelompok Bungo, yang percaya keahlian membaca dan menulis justru akan membawa malapetaka.

Meski begitu, tekad Butet untuk mengajar telah bulat. Dia mencari segala cara untuk mewujudkan tujuannya. Namun, apa yang dikhawatirkan Butet pada akhirnya terjadi: dia dan masyarakat rimba yang dicintainya terpisahkan.

Baca juga artikel terkait SUMPAH PEMUDA 2022 atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Film
Oleh: Yantina Debora
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis