tirto.id - If Cats Disappeared From the World merupakan film Jepang yang rilis pada 14 Mei 2016. Kini film yang diadaptasi dari novel Genki Kawamura berjudul Sekai kara Neko ga Kieta nara itu sudah bisa dinikmati di Netflix.
Film ini digarap oleh sutradara Akira Nagai dan penulis naskahnya adalah Yoshikazu Okada. Sementara yang bertindak sebagai produser adalah Akihiro Yamauchi, Kei Haruna dan Masaya Shibusawa. Sedangkan sinematografer adalah Shoichi Ato.
Dalam durasi 103 menit, penonton akan diajak merasakan alur cerita yang lambat dan cenderung maju mundur. Walaupun alurnya sedikit membingungkan, film ini sukses mendapatkan rating 7/10 dari 2.117 user di situs IMDb.
Sinopsis If Cats Disappeared From the World
Dengan menggaet Sakeru Satoh sebagai tokoh utamanya, film ini menceritakan tentang seorang pemuda pengirim surat yang hidup bersama dengan kucingnya. Suatu hari, ia divonis menderita tumor otak yang sudah menyebar hampir ke seluruh bagian otaknya. Dokter mengatakan bahwa ia tidak akan hidup lebih dari seminggu.
Setiba di apartemennya, ia bertemu iblis yang memiliki rupa dan penampilan sama dengannya. Sang iblis mengatakan bahwa si pengirim surat akan mati esok hari.
Namun, ia dapat memperpanjang umur si pengirim surat selama satu hari apabila ia mau menghilangkan satu hal di dunia, yang dapat memilih satu hal tersebut bukanlah si pengirim surat, melainkan sang iblis.
Hal yang pertama dihilangkan adalah telepon. Setelah keputusan dibuat, telepon, konter telepon, telepon umum, bahkan kenangannya yang berkaitan dengan telepon akan menghilang. Dengan demikian, ia kehilangan kenangan indahnya tentang telepon dengan mantan pacarnya (Aoi Miyazaki).
Hal kedua yang dilenyapkan adalah film. Sama seperti sebelumnya, semua hal yang berkaitan dengan film akan menghilang, termasuk persahabatnya dengan Tsutaya (Gaku Hamada) yang terjalin karena mereka sama-sama menyukai film.
Hal selanjutnya yang dimusnahkan adalah arloji. Ayahnya adalah pemilik toko arloji yang juga membuka jasa reparasi arloji. Dengan menghilangnya arloji, ayahnya pun kehilangan mata pencaharian.
Selanjutnya, iblis berkata akan menghilangkan kucing. Mendengarnya, ia merenung dan memikirkan konsekuensinya.
Jika ia setuju untuk melenyapkan kucing dari dunia, maka ia akan kehilangan kenangannya bersama ibunya. Ibunya adalah orang yang menyambut hangat kedatangan kucing pertamanya yang dinamai Selada.
Ibunya sangat menyayangi Selada hingga kucing tersebut mati. Ibunya jugalah yang turut bahagia ketika akhirnya si pengirim surat mengadopsi kucing lagi bernama Kubis. Kucing tersebutlah yang kini tinggal bersama si pengirim surat di apartemennya.
Ia sangat tidak rela apabila kehilangan kenangan indah tentang kucing yang juga berkaitan dengan ibunya. Ia merasa bahwa kucing adalah penghubungnya dengan sang ibu yang telah meninggal karena sakit.
Si pengirim surat yang telah merasakan kehilangan kenangan akhirnya tersadar. Penambahan satu hari hidupnya hanya akan membuatnya kembali kehilangan hal kecil yang justru sangat berharga di hidupnya. Daripada kehilangan kenangannya bersama orang-orang tersayang, ia akhirnya memutuskan untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan benar.
Selain mengucapkan salam perpisahan, ia juga mencoba menjalin komunikasi kembali, terutama dengan ayahnya dan mantannya yang telah lama tidak bertegur sapa. Dengan demikian, ia dapat pergi dengan tenang dan damai.
Penulis: Frizka Amalia Purnama
Editor: Alexander Haryanto