tirto.id - Bali: Beats of Paradise, film dokumenter tentang kebudayaan Bali rilis di bioskop-bioskop Indonesia pada Kamis (22/8/2019). Dikutip dari situs web Film Indonesia, secara garis besar film ini menceritakan gamelan dan musik Bali di kancah internasional.
Film yang disutradarai Livi Zheng ini mengisahkan perjuangan Nyoman Wenten dan Naniek Wenten memperkenalkan musik dan tarian Bali di Amerika Serikat. Nyoman Wenten mengajar di departemen Etnomusikologi di Sekolah Musik UCLA Herb Alpert dan Sekolah Musik CalArts.
Mereka sudah tinggal di sana selama 40 tahun. Menjelang kepulangannya ke Bali untuk pensiun, Ia secara kebetulan bertemu dan berkolaborasi dengan Judith Hill, salah seorang penyanyi pemenang Grammy Award, untuk menghasilkan karya perpaduan musik gamelan dan funk.
Dalam perkembangannya, musik gamelan menyebar ke sebagian besar negara bagian di Amerika. Sayangnya, perluasannya justru menurun di Tanah Air. Wenten ingin meninggalkan sesuatu yang istimewa sebelum beliau pensiun dan kembali ke Bali.
Hill dan Wenten bekerja bersama di studio mengerjakan "Queen of the Hill", sebuah lagu yang memadukan musik funk dan gamelan. Mereka memutuskan untuk membuat video klip yang diambil di Joshua Tree Desert, California Selatan. Video klip tersebut adalah kaleidoskop dari musik funk dan tarian tradisional Bali.
Bali: Beats of Paradise diproduksi Pt. Negara Agung Film dengan durasi selama 56 menit. Bali: Beats of Paradise masuk dalam daftar kualifikasi film yang berpeluang menjadi salah satu nominasi piala Oscar 2019.
Pada tahun 2010, ada 274 film yang dikirimkan, lalu turun menjadi 248 pada tahun berikutnya. Pada tahun 2012 kembali terjadi peningkatan dalam jumlah film yang masuk, yakni 265, 282 pada tahun 2013 dan 289 pada 2014.
Nominasi Oscar akan diumumkan pada 22 Januari 2019 dan upacara penghargaannya berlangsung pada 24 Februari di Hollywood.
Sebelumnya, film ini juga membawa Livi Zheng mendapatkan penghargaan Culture Ambassador Award di The Unforgettable Gala, AS, Sabtu (8/12/2018).
The Unforgettable Gala merupakan acara penghargaan yang ditujukan untuk orang Asia-Amerika di Negeri Paman Sam.
Dalam sambutannya, Livi sedikit bercerita latar belakangnya di mana dia dan keluarga berasal dari Blitar, sebuah kota kecil yang baru punya bioskop tahun ini.
"Buat saya, berkarir di dunia film adalah sebuah keistimewaan," kata Livi dalam bahasa Inggris saat menerima penghargaan.
Sebagai seorang perempuan muda berdarah Asia, meniti karir sebagai sineas harus melewati jalan berliku.
"Tapi saya yakin bisa terus menggapai mimpi dalam karir perfilman," ujar dia.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dipna Videlia Putsanra