tirto.id - Serial buku Setan, Jin, dan Malaikat dalam Al-Qur'an merupakan buku religi yang ditulis oleh Prof. M. Quraish Shihab.
Serial buku tersebut terbagi dalam tiga judul yang berbeda, yakni Setan dalam Al-Qur'an, Jin dalam Al-Qur'an, dan Malaikat dalam Al-Qur'an. Ketiganya terbit pada tahun yang sama, yaitu tahun 2017 oleh penerbit Lentera Hati.
Sesuai dengan judulnya, ketiga buku menjabarkan tentang ketiga makhluk gaib, yaitu setan, jin, dan malaikat berdasarkan pandangan Al-Qur'an. Dalam nalar manusia modern, perbincangan mengenai setan, jin, atau pun malaikat dianggap sebagai omong kosong karena wujudnya tidak tampak secara indrawi.
Namun, persoalannya bukanlah ada atau tidak adanya wujud makhluk tersebut, tetapi bagaimana kita menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar. Berikut ini adalah uraian dari sinopsis serial Setan, Jin, dan Malaikat dalam Al-Qur'an:
1. Sinopsis Setan dalam Al-Qur'an
Buku Setan dalam Al-Qur'an terbit pada tahun 2017 oleh penerbit Lentera Hati. Serial Setan dalam Al-Qur'an membedah informasi mengenai setan yang disampaikan dalam Al-Qur'an. Keberadaan setan telah dikabarkan dalam Al-Qur'an yang bahkan mereka diciptakan lebih dulu daripada penciptaan manusia.
Bahasan dalam buku ini meliputi keberadaan setan dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Mulai dari asal-usul kejadian, pengertian, nama-namanya, kekuatan dan kelemahan, metode dalam menganggu manusia, hingga nasib akhir setan.
Hal yang lebih penting lagi, dalam buku ini disampaikan bacaan-bacaan yang dianjurkan agar tak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan. Uraian dan penjelasan yang disampaikan dalam buku ini merupakan penafsiran Quraish Shihab atas keterangan dalam Al-Qur'an dan As-sunnah maupun pendapat ulama masa lalu dan sekarang.
2. Sinopsis Jin dalam Al-Qur'an
Serial Jin dalam Al-Qur'an terbit pada tahun 2017. Buku ini secara garis besar membahas poin-poin yang sama seperti serial Setan dalam Al-Qur'an. Melansir dari laman Goodreads, buku ini membahas tentang keberadaan jin dalam kaitannya dengan kehidupan manusia.
Poin bahasan seperti bagaimana cara mengimani keberadaannya, unsur kejadiannya, jenis dan macamnya, makanan dan cara makannya. Dijelaskan oleh buku ini bahwa Al-Qur'an menginformasikan bahwa jin, setan, dan malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah.
Ketiganya bahkan diciptakan lebih dulu daripada manusia. Dengan demikian, bahasan mengenai ada atau tidak adanya jin bukan hal yang dipersoalkan. Persoalannya adalah lebih kepada bagaimana kita menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar.
3. Sinopsis Malaikat dalam Al-Qur'an
Serial Malaikat dalam Al-Qur'an terbit perdana pada tahun 2017. Buku ini membahas mengenai makhluk ciptaan Allah, yakni malikat berdasarkan informasi yang terdapat dalam Al-Quran dan As-sunnah.
Malaikat merupakan makhluk Allah yang tidak bisa kita rasakan wujudnya dengan kemampuan indra kita. Bagi sebagian orang ini merupakan sesuatu yang kurang dapat dipahami. Melansir dari laman Goodreads, karena tidak terdeteksi, wujud-wujud tersembunyi itu dianggap tidak ada dan perbicangan tentangnya secara indrawi dan rasional bukan berarti wujud itu tidak ada.
Buku ini berupaya menuntun pembaca untuk mengenal dan menyikapi keberadaan malaikat dengan benar. Bahasan dalam buku ini menggunakan Al-Quran dan As-sunnah sebagai dasar untuk menyikapi.
Profil Prof. Muhammad Quraish Shihab
Nama Quraish Shihab tidaklah asing di Indonesia karena ia merupakan seorang cendekiawan muslim sekaligus dai. Pada tahun 1998, Quraish Shihab diamanahi sebagai Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII.
Quraish adalah putra keempat dari 12 bersaudara. Ia lahir di Rappang, 16 Februari 1944. Orang tua Quraish Shihab adalah Bapak Abdurrahman Shihab dan Ibu Asma Aburisyi. Quraish Shihab kecil menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menengah di Malang.
Saat melanjutkan pendidikan di Malang, ia juga menyantri di Pondok Pesantren Darul-Hadits Al-Faqihiyyah. Setelah itu, pada tahun 1958 Quraish berangkat ke Kairo, Mesir dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar.
Quraish berhasil memeroleh gelar Lc. yang setara dengan S1 pada Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al Azhar. Selesai S1, ia melanjutkan studi di fakultas yang sama lalu pada 1969 ia meraih gelar M.A.
Karier Quraish saat kembali ke Indonesia dimulai dengan amanah sebagai Wakil Rektor bidang Akademis dan Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Amanah-amanah lain juga ia jalani baik di lingkungan kampus maupun luar kampus.
Pada tahun 1980, Quraish Shihab melanjutkan studi S3 di Kairo. Dua tahun setelahnya, Quraish meraih gelar doktor dalam bidang ilmu Al-Qur'an. Saat kembali ke Indonesia pada 1984, ia ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Quraish mendapat amanah sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984); Anggota Lajnah Pentashbih Al Qur’an Departemen Agama (sejak 1989); Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (sejak 1989).
Saat ini, ia menyibukkan diri untuk menulis artikel, karya buku, dan lain sebagainya. Selain itu, ia juga memimpin Pusat Studi Al-Qur'an, lembaga non-profit yang bertujuan untuk membumikan Al-Qur'an kepada masyarakat yang pluralistik dan menciptakan kader mufasir (ahli tafsir) Al-Qur'an yang profesional.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yonada Nancy