tirto.id - Tiga negara yakni Taiwan, Korea Selatan, dan Australia telah mengeluarkan travel warning alias peringatan bagi para pelancong, terutama perempuan hamil dan yang sedang merancang kehamilan, untuk tidak berpergian ke Singapura. Pasalnya, negara surga belanja itu sedang dijangkiti virus Zika, yang hingga kini telah menulari lebih dari 50 warganya.
Masing-masing negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi tersebut. Para pelancong di Korsel misalnya, akan menerima teks perigatan saat tiba di Singapura. Sedangkan travel warning resmi dari Taiwan yang disampaikan oleh Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) secara lebih detail mengatur hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan warganya, baik saat berada di Singapura atau saat sudah kembali ke Taiwan.
"Hingga 28 Agustus, jumlah orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus Zika yang disebabkan oleh nyamuk di Singapura mencapai 41 orang," kata CDC pada Senin (29/8/2016) dengan mengutip data yang disediakan otoritas kesehatan negara tersebut, sebagaimana dikutip oleh Antara.
CDC mengeluarkan peringatan perjalanan level 2 ke Singapura. Perempuan hamil dan perempuan yang merencanakan kehamilan disarankan untuk lebih berhati-hati. Berdasarkan sistem tiga tahap CDC, peringatan perjalanan level 1 adalah saran kewaspadaan dan pencegahan penyakit, level 2 mendesak kehati-hatian tingkat tinggi dan tindakan perlindungan yang ketat, sedangkan level 3 adalah imbauan kepada agen perjalanan menuju atau dari destinasi tertentu.
Saat ini CDC mengeluarkan peringatan perjalanan level 2 untuk 58 negara dan wilayah yang dilaporkan terkena infeksi virus Zika, termasuk Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Indonesia. Jika mendesak untuk mengunjungi wilayah-wilayah tersebut, maka wisatawan disarankan untuk mematuhi "Formula 2226" usai kembali ke Taiwan.
Formula khusus tersebut adalah wisatawan perempuan harus menunda kehamilan selama dua bulan setelah mereka kembali, terlepas dari apakah mereka menunjukkan gejala Zika atau tidak. Sedangkan untuk wisatawan laki-laki, bahkan kalau pun mereka dicurigai terkena gejala Zika, mereka diminta untuk menghindari hubungan seksual atau menggunakan kondom selama dua bulan setelah mereka kembali dari wilayah yang terdampak virus itu.
Jika mereka kemudian dicurigai terkena gejala Zika, maka mereka harus menghindari hubungan seksual atau menggunakan kondom selama enam bulan setelah mereka pulang.
Indonesia Turut Berjaga-jaga
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menetapkan tiga rumah sakit rujukan penyakit yang disebabkan virus Zika sebagai langkah antisipatif penyebaran virus berbahaya itu. ”Yaitu RSUD Embung Fatimah di Batam, RSUP Raja Ahmad Tahir di Tanjungpinang dan Bintan, serta RSUD Karimun di Karimun," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana di Batam, Selasa (30/8/2016).
Kepulauan Riau (Kepri) adalah provinsi yang berbatasan langsung dengan perairan Singapura. Kepri memiliki belasan pelabuhan yang melayani pelayaran langsung dari Singapura. Wisatawan dari Batam yang berkunjung ke Singapura cukup banyak. Kondisi inilah yang membuat pemerintah setempat berjaga-jaga atas segala kemungkinan terburuk.
Sebenarnya, menurut Tjetjep, penanganan penyakit itu tidak memerlukan ruang isolasi khusus seperti virus berbahaya lainnya. "Penularannya hanya melalui nyamuk, tidak melalui udara dan lainnya," imbuhnya.
Tjetjep meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan virus yang menyerang otak janin itu. Bila lingkungan bersih dan tidak ada nyamuk maka virus zika tidak akan menyebar. Meski demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada pada virus yang berasal dari Brazil itu.
Bila ada anggota keluarga yang kedapatan terserang demam, maka harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut, terutama untuk pemeriksaan terkait virus Zika. "Jangan diberi obat penurun demam sembarangan," pungkas Tjetjep.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan