tirto.id - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Advokasi Nasional Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT) berencana memprotes sinetron “Asisten Rumah Tangga” (ART) kepada stasiun televisi yang menayangkannya serta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), karena dianggap melecehkan profesi pekerja rumah tangga.
"Sinetron tersebut menampilkan 'stereotype' dan merendahkan PRT. Sinetron tersebut juga memutarbalikkan fakta kehidupan kerja PRT," kata Koordinator Nasional Jala PRT Lita Anggraini dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, (6/4/2016).
Sinetron ART ditayangkan di salah satu televisi swasta setiap hari pada pukul 22.00 WIB. Sinetron tersebut menampilkan sekelompok PRT yang gemar menggoda majikan.
Lita mengatakan sinetron tersebut tidak mendidik masyarakat, karena banyak menampilkan sisi negatif PRT dan hanya menampilkan majikan yang baik-baik saja.
Padahal, di dunia nyata, banyak PRT yang mengalami perlakuan buruk dari majikannya. Meskipun sudah bekerja dengan bersungguh-sungguh, hak-haknya tidak dipenuhi.
"Kalangan PRT merasa terganggu dengan tayangan sinetron itu. Kalau pun sinetron itu tetap akan ditayangkan, kami berharap bisa lebih menampilkan fakta yang sebenarnya tentang dunia kerja PRT," ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPA) mengimbau kepada stasiun-stasiun televisi untuk bertanggung jawab dalam membenahi dan mendengarkan pendapat masyarakat terkait dengan program-program yang mereka tayangkan.
"Jadi tidak usah melalui Komisi Penyiaran Indonesia pun, televisi bisa mengimbau masyarakat untuk melaporkan kalau ada programnya yang jelek, negatif dan tidak layak untuk anak," kata Ketua KPA Seto Mulyadi, di tengah-tengah peringatan Hari Penyiaran Nasional ke-83 dan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) 2016 di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat, (1/4/2016). (ANT)