tirto.id - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Hari Raya Idulfitri 1439 H, Jumat (15/6/2018). Usai silaturahmi, AHY berharap bisa terus berkomunikasi dengan Jokowi.
"Saya senang tahun ini bisa kembali bersilaturahmi dengan Bapak Presiden dengan Ibu Iriana, apalagi di Hari Raya Idulfitri mudah-mudahan terus bisa kita pelihara komunikasi ini baik sehingga bisa menghasilkan gagasan-gagasan yang produktif juga," kata Agus di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (15/6/2018).
Agus datang bersama dengan istrinya Annisa Pohan. Agus mengenakan kemeja biru dengan motif tumbuhan putih sedangkan Annisa mengenakan gamis biru lengkap dengan kerudung biru tua.
Berbeda dengan Lebaran tahun lalu di Istana Negara Jakarta, pada open house tahun ini Agus tidak datang bersama dengan adiknya, politikus Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono dan istrinya Aliya Rajasa Baskoro.
"Diawali komunikasi kita bisa tukar pikiran. Ini juga menjadi modal baik bagi masyarakat. Orang mengatakan tahun politik panas tetapi antartokoh harus adem, harus bersilaturahmi dan kita harus tunjukkan anak muda itu juga harus menghormat kepada orang tua dan kepada seniornya," tambah Agus.
Agus juga menyampaikan salam ayahnya, Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono untuk Presiden Jokowi.
"Oh ya salam dari Pak SBY begitu pula sebaliknya. Beliau (Presiden Jokowi) titip salam untuk kedua orang tua kami disana," ungkap Agus.
Agus berharap hari raya Idulfitri 1439 Hijriyah dapat menjadi momen untuk mempererat silaturahim anak bangsa.
"Kita tahu tahun ini adalah tahun politik, apalagi tahun depan akan lebih 'panas' lagi tetapi mudah-mudahan kita semua bisa saling menjaga diri, menahan diri, mencegah terjadinya konflik di antara kita," ungkap Agus.
Agus belum lama mengkritik revolusi mental yang sering digaungkan Presiden Joko Widodo. Menurut Agus, revolusi mental tenggelam seiring pembangunan infrastruktur yang giat diterapkan Jokowi.
"Mengapa saya sampaikan itu kemarin? Karena perlu kita sadari karakter bangsa yang beretika, mental kuat tapi juga berjatidiri Indonesia seperti yang diharapkan dalam konsep besar revolusi mental mari kita hidupkan kembali. Saya ingin ingatkan kita juga harus memprioritaskan membangun manusia jiwa dari negeri ini," jelas Agus.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra