Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Siapa Marine Le Pen: Capres Prancis yang Mau Larang Jilbab?

Profil Marine Le Pen, calon presiden Prancis yang ingin melarang perempuan Muslim memakai jilbab.

Siapa Marine Le Pen: Capres Prancis yang Mau Larang Jilbab?
Marine le Pen mendengarkan selama sesi pemungutan suara untuk pemilihan presiden Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis timur, Selasa, 17 Januari 2017. (Foto AP/Jean-Francois Badias, File)

tirto.id - Nama Marine Le Pen menjadi sorotan publik karena kampanye kontroversialnya. Calon presiden Prancis dari partai sayap kanan itu telah mengusulkan larangan wanita Muslim memakai jilbab di depan umum, apabila terpilih sebagai presiden.

Seperti dilaporkan The New York Times, Le Pen akan melarang pemakaian jilbab di depan umum apabila dia terpilih dalam putaran kedua pemungutan suara pada Minggu. Menurut Le Pen, itu adalah "seragam Islam" atau tanda kepatuhan terhadap interpretasi ekstremis anti-Barat dari keyakinan Muslim.

Di sisi lain, pendukung Le Pen, Louis Aliot, walikota sayap kanan Perpignan sekaligus mantan teman hidup Le Pen mengatakan, larangan jilbab adalah salah satu dari beberapa alat politik untuk melawan "Islamisme", tetapi penerapannya perlu dilakukan "secara bertahap". Hal itu dia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan radio France Inter, seperti dikutip Reuters.

Louis Aliot mengatakan, larangan itu harus diaplikasikan ke layanan yang dikelola negara lebih dulu. Kemudian diperluas "sedikit demi sedikit". Nantinya, kata dia, larangan itu akan ditentukan oleh anggota parlemen.

"Akan ada perdebatan di parlemen dan kemudian akan ada pilihan," katanya.

Pendukung Le Pen lainnya, David Rachline, walikota kota Mediterania Frejus, mengatakan: "Kami tidak ingin menyerang orang... semua wanita berhijab itu bukan Islamis," katanya.

Sebelumnya, Le Pen mengatakan bahwa jilbab tidak dapat dilihat sebagai tanda keyakinan agama seseorang, tetapi merupakan "seragam Islam" yang harus dilarang dari ruang publik Prancis.

Lantas, siapa calon presiden Marine Le Pen? Bagaimana sepak terjangnya di dunia politik Prancis?

Profil Marine Le Pen: Calon Presiden Prancis

Marine Le Pen adalah politikus asal Prancis kelahiran 5 Agustus 1968 di sebuah kota bernama Neuilly-sur-Seine. Dia adalah anak politikus berpengaruh bernama Jean-Marie Le Pen, pemimpin Partai National Front (sekarang National Rally).

Sepanjang karier politiknya, Marine sudah dua kali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Prancis, yakni di tahun 2017 dan 2022.

Seperti dikutip laman Britannica, masa kecil si bungsu dari tiga bersaudara ini sudah akrab dengan dunia politik karena peran ayahnya. Sang ayah menganut berbagai pandangan kontroversial, sehingga di tahun 1976, gedung apartemen keluarga mereka pernah menjadi sasaran serangan bom.

Marine Le Pen memulai kariernya sebagai pengacara di Paris selama enam tahun dari tahun 1992 sampai 1998. Usai dari sana, Marine bergabung dengan partai yang didirikan ayahnya Front Nasional. Ini adalah partai oposisi sayap kanan utama di Prancis.

Di tahun 2011, dia terpilih untuk menggantikan ayahnya sebagai pemimpin Front Nasional. Masih di tahun yang sama, dia juga pernah mewakili partai dalam pemilihan presiden Prancis, tetapi dia kalah di putaran kedua. Meskipun kalah, ini adalah hasil terbaik bagi Front Nasional dalam pemilihan presiden.

Pada tahun 2015, ayahnya Jean-Marie Le Pen membuat pernyataan kontroversial dan memicu perseteruan publik dengan Marine. Akhinya, ayahnya dikeluarkan dari partai yang ia pimpin selama hampir 40 tahun.

Di bulan November 2015, terjadi serangan teroris yang mematikan di Prancis sehingga menyebabkan 130 orang tewas dan lebih dari 350 orang terluka. Isu itu cepat dimanfaatkan oleh Marine Le Pen dan dia menyalahkan kebijakan imigrasi mantap presiden Hollande dan Prancis.

Dari peristiwa itu, tumbuhlah sentimen anti-Islam dan mendorong kinerja Front Nasional dalam pemilihan daerah di bulan Desember 2015 dan Le Pen menempati posisi pertama dalam pemungutan suara untuk presiden regional Nord-Pas-de-Calais (sekarang bagian dari Hauts-de-France).

Pada tahun 2017, dia maju lagi sebagai calon presiden, tetapi dia kalah dari Emmanuel Macron. Meskipun dia berada di urutan kedua dari Macron, Le Pen menyatakan kalau Front Nasional telah menjadi partai oposisi resmi untuk pemerintahan yang dipimpin Macron.

Ketika pemilihan legislatif pada Juni 2017, Front Nasional hanya meraih delapan kursi dan Le Pen memenangkan kursi parlemen untuk pertama kalinya. Pada Juni 2018 Le Pen mengumumkan bahwa Front Nasional akan mengubah namanya menjadi Rally Nasional. Di tahun 2022, Le Pen kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Prancis.

Baca juga artikel terkait POLITIK atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya