tirto.id - Setelah kelompok Taliban mengambilalih dan berhasil menduduki kota Kabul pada Minggu, 15 Agustus 2021, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sempat dilaporkan kabur dari negara itu. Seperti dilaporkan CNBC, pemerintah Emirat mengonfirmasi kalau Ashraf Ghani sedang berada di Uni Emirat Arab setelah melarikan diri dari negara itu.
“Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA dapat mengkonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya ke negara itu dengan alasan kemanusiaan,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Ghani kabur dari Afghanistan pada Minggu malam. Ketika Taliban memasuki istana kepresidenan dan menyatakan perang telah berakhir, Ghani (72) mengatakan alasan dia melarikan diri untuk mencegah “banjir pertumpahan darah.”
“Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan keselamatan diri warga negara mereka,” kata Ghani.
Siapa Ashraf Ghani?
Ashraf Ghani adalah seorang politikus yang terpilih sebagai presiden Afghanistan selama dua kali. Selain itu, ia juga dikenal sebagai antropolog pendidikan dan telah mengajar di Universitas Colombia dan Universitas Johns Hopkins.
Ia lahir pada 12 Februari 1949 dalam keluarga Pashtun yang kaya di Afghanistan di mana ia menghabiskan masa kecilnya di provinsi Logar. Pa tahun 1973, ia mendapat gelar sarjana Antropologi dari American University di Beirut.
Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Ghani adalah penasihat utusan khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan. Ashraf Ghani pernah juga menjadi bagian dari Bank Dunia di mana ia memperoleh pengetahuan tentang sarana pembangunan internasional.
Dia juga pernah ditugaskan sebagai Menteri Keuangan Afghanistan selama dua tahun berturut-turut dan memainkan peran penting dalam kemajuan ekonomi negara itu setelah jatuhnya pemerintahan Taliban.
Seperti dikutip Britannica, Ghani mulai menjabat pada tahun 2014. Pada 21 September, Ghani dan saingannya dalam pemilihan, Abdullah menandatangai perjanjian di mana Ghani akan menjadi presiden dan Abdullah akan mengambil posisi baru, seperti perdana menteri sebagai kepala eksekutif.
Masa awal kepresidenan Ghani sempat menghadapi serangkaian masalah baru. Pasukan AS tetap fokus pada pelatihan pasukan Afghanistan dan membantu operasi kontraterorisme. Pada saat yang sama Taliban bangkit kembali dan menentang pemerintah pusat dalam menegaskan kembali atas Afghanistan.
Pada periode yang kedua kepemimpinannya, Ashraf Ghani kembali mendapat persoalan setelah kelompok taliban menduduki Kota Kabul dan memasuki istana.
Ketika pemberontak mulai mendekat, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani juga dilaporkan terbang ke luar negeri. “Dia meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini,” kata Abdullah Abdullah, kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan dan saingan lama Ghani. “Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya.”
Terkait kepergiannya, Ashraf Ghani kemudian memberikan klarifikasi di Facebook dengan mengatakan dia pergi untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota. Namun dia tidak memberitahukan keberadaannya. Baru-baru ini, pemerintah Emirat mengonfirmasi kalau Ashraf Ghani sedang berada di Uni Emirat Arab.
Editor: Iswara N Raditya