tirto.id - Andi Widjajanto baru saja dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Negara Jakarta pada Senin, 21 Februari 2022.
"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab. Kiranya Tuhan menolong saya," kata Andi ketika mengucapkan janji sebagaimana dikutip Antara News.
Andi menggantikan posisi Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo, yang ditugaskan menjadi duta besar Indonesia untuk Filipina. Lantas seperti apa profil dan rekam jejak Andi Widjajanto?
Profil Andi Widjajanto
Andi Widjajanto adalah pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, pada 3 September 1971. Ia merintis karier sebagai akademisi dan pengamat militer, sekaligus dikenal sebagai pakar yang berkonsentrasi pada kajian pertahanan, hubungan internasional, dan keamanan siber.
Seperti dikutip Antara News, ia pernah kuliah di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia dan lulus 1996. Dari sana, ia melanjutkan pendidikannya di School of Oriental dan African Studies University of London.
Ia juga mendapatkan gelar Master of Sciences dari London School of Economics dan mendapat gelar Master of Sciences dari Industrial College of Armed Forces, Washington DC, Amerika Serikat, pada 2003.
Ia juga mempelajari studi hubungan internasional di S Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura. Selama menjadi akademisi, ia sering mengkaji isu militer dan pernah menerbitkan buku berjudul Hubungan Intelijen-Negara 1945-2004 pada 2008.
Andi juga pernah ikut dalam penelitian Reformasi Militer 2009-2014, yang merupakan hasil kerja sama Pacivis (Pusat Kajian Global Civil Society) UI dan Friedrich Ebert Stiftung dari Jerman.
Dekat dengan PDIP, Mega dan Lingkaran Istana
Andi punya hubungan yang dekat dengan PDIP karena ayahnya Mayor Jenderal TNI Purn Theo Syafei adalah politikus senior PDIP. Bapaknya yang pernah menjabat sebagai panglima Kodam IX/ Udayana itu dekat dengan Megawati Soekarnoputri.
Andi aktif di lingkaran Istana sejak tahun 2014 atau sejak masa-masa awal Jokowi menjabat sebagai presiden.
Namanya mulai mencuat tatkala menjadi Deputi Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK).
Ia ditugaskan untuk mempersiapkan transisi pemerintahan dari Presiden Susilo Yudhoyono-Boediono ke Jokowi-JK.
Bahkan, posisi penting macam Sekretaris Kabinet pun pernah ia emban pada 3 November 2014. Tetapi tidak bertahan lama karena digantikan oleh politikus senior PDIP Pramono Anung.
Walaupun tidak lagi memegang jabatan penting itu, Andi tetap dekat dengan lingkaran Istana. Di tahun 2016, ia diangkat menjadi penasihat senior Kepala Staf Kepresidenan dan menjadi koordinator Laboratorium Indonesia 45.
Editor: Iswara N Raditya