tirto.id -
Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) mengungkap tambahan jatah menteri di Kabinet Kerja untuk partainya sesuai rencana yang sudah ia susun sejak 2016 lalu.
Menurut Setnov, sejak dirinya menjadi Ketua Umum Golkar pada 17 Mei 2016 sudah ada rencana menambah jatah menteri untuk partai berlambang pohon beringin itu. Ia pun berterima kasih pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena telah menempatkan dua kader Golkar di kabinet, Idrus Marham dan Airlangga Hartarto.
"Terima kasih pada Pak Jokowi karena sudah memberikan Pak Idrus. Tentu ini adalah yang terbaik," kata Setnov di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2018).
Pada Rabu (17/1/2018) lalu, Jokowi baru saja melantik Idrus sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang maju sebagai bakal calon gubernur di Pilkada 2018 Jawa Timur. Selain melantik Idrus, Jokowi juga mengangkat mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Kepala Staf Presiden menggantikan Teten Masduki.
Kemudian, Jokowi melantik Jenderal (Purn) Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), dan Marsekal Madya TNI Yuyu Sutisna menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Setnov berharap Idrus dapat melanjutkan program-program kerja Khofifah yang belum sempat dijalankan. Ia percaya Idrus mampu menunaikan tugas sebagai Menteri Sosial karena memiliki banyak pengalaman.
"Tentu saya sangat hormat dan bangga terealisasi apa yang dicita-citakan oleh Partai Golkar pada saya menjadi Ketua DPR," ujarnya.
Mantan Ketua DPR itu juga meminta Partai Golkar di bawah pimpinan Airlangga tetap setia mendukung Jokowi. Ia mempercayakan sikap Golkar ke depannya kepada Airlangga yang menjabat Ketua Umum.
"Kita harap semuanya konsisten. Terima kasih kepada DPD I, DPD II, yang terus konsisten mendukung pemerintahan Pak Jokowi dan Jusuf Kalla," katanya.
Idrus Marham menyatakan jabatan barunya sebagai Menteri Sosial tidak akan mengganggu kinerja partai, meski sampai saat ini dirinya masih menjabat sebagai Sekjen Partai Golkar. Padahal Jokowi pernah menyatakan bahwa menteri di kabinetnya tidak boleh rangkap jabatan. Langkah Jokowi mengangkat Idrus ini tentu bertentangan dengan janji soal tak ada rangkap jabatan di kabinetnya.
Idrus Marham justru yakin tugasnya sebagai Mensos tak terganggu jabatannya di partai karena merujuk kepada posisi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.
"Saya kira begini saya ditanya sebagai sekjen hari ini saya berpandangan bahwa posisi Airlangga sebagai Menteri dan Ketua Umum itu tidak saling mengganggu," ujar Idrus Marham yang baru dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Menurut Idrus, dua jabatan strategis itu justru saling memperkuat satu sama lain. "Dan saya bisa menjamin bahwa posisi Bung Airlangga sebagai menteri itu tidak mengganggu kinerja Golkar," kata pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan itu.
tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri